Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Lima Fakta Vape, Alternatif Rokok yang Lebih Aman Bagi Perokok Dewasa

Cairan rokok elektrik biasanya terdiri dari nikotin, propilen glikol dan atau gliserin serta perisa.

Penulis: vinca
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Lima Fakta Vape, Alternatif Rokok yang Lebih Aman Bagi Perokok Dewasa
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi rokok elektrik. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anda pasti pernah mendengar pernyataan serupa ini: bagi perokok konvensional yang ingin berhenti merokok namun mengalami kesulitan, beralih ke vape bisa jadi solusi alternatif.

Nyatanya, apa yang selama ini Anda dengar bukan sekadar mitos. Terlepas dari itu, meski risiko kesehatan vape diklaim lebih rendah ketimbang rokok konvensional, tidak berarti vape 100 persen aman.

Namun jika Anda pada dasarnya tidak merokok, sangat disarankan untuk tidak mencoba vape, ya!

Yuk, simak 5 fakta dari vape yang mungkin kamu belum ketahui.

1. Hubungan vaping dan penyakit jantung

Sebuah studi kontroversial terkait vaping dengan penyakit kardiovaskular telah ditarik oleh penelitinya. Studi ini awalnya menjelaskan bahwa orang yang menggunakan vape (vapers) memiliki resiko sakit jantung yang sama dengan perokok.

Namun, jurnal tersebut ditarik kembali karena tidak mempertimbangkan bahwa hampir semua pengguna vape (vapers) adalah perokok aktif atau mantan pengguna rokok.

Baca: Jangan Salah! Ini Cara Melepas Masker Bedah yang Benar Sesuai Petunjuk Dokter Spesialis Paru

BERITA REKOMENDASI

Pentingnya untuk memahami efek dari rokok elektronik pada kesehatan jantung kini telah bermunculan.

Baca: Kabar Baik! PUFF, Nucleus Farma dan Prof Nidom Foundation Kembangkan Obat Covid-19

Dengan beralih ke rokok elektrik, perokok konvensional mengurangi risiko terserang penyakit cardiovascular.

2. Lebih rendah risiko dibandingkan dengan rokok konvensional

Beberapa peneliti menemukan bahwa hanya satu dari tiga orang di Inggris yang tahu tentang risiko vaping yang lebih rendah dibanding merokok tembakau.

Bahkan, pada 2018, US National Academies of Sciences, Engineering and Medicine (NASEM) memaparkan fakta bahwa rokok elektrik “lebih rendah risiko” dari rokok konvensional.

Baca: WHO: Masa Inkubasi Virus Corona di Tubuh 1 Sampai 14 Hari, Umumnya Hanya 5 Hari

Meski vape juga tidak terjamin 100 persen aman, Public Health England 2015 memaparkan bahwa sebagian besar bahan kimia yang menyebabkan penyakit pada rokok konvensional tidak terkandung dalam vape.

Baca: Bus DAMRI Masih Tetap Beroperasi, Tapi Ada Penyesuaian Jam Operasional

Perlu banyak penelitian yang menjelaskan tentang bahaya rokok elektrik. Pada bulan lalu, PHE ditugaskan untuk laporan akhir terkait perkembangan rokok elektronik.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas