Sebentar Lagi Ramadan, Penelitian: Puasa Mampu Tingkatkan Imunitas untuk Lawan Covid-19
Menurut sebuah penelitian puasa bisa meningkatkan kondisi yang signifikan dalam kesehatan, khususnya daya tahan tubuh.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM- Kurang dari 30 hari, kita akan menunaikan ibadan puasa ramadhan. Puasa tahun ini bisa dikatakan berbeda karena dunia sedang menghadapi pandemi corona.
Puasa merupakan tindakan sukarela dengan berpantang dari makanan, minuman, juga hawa nafsu. Puasa umumnya dilakukan sebagai salah satu kewajiban bagi umat muslim.
Selama kurang dari 30 hari, kita akan didatangkan oleh bulan ramadhan sehingga umat muslim wajib menjalankan ibadah puasa ramadhan selama satu bulan penuh.
Meski menahan rasa lapar dan haus, banyak pendapat yang menyebut, bahwa puasa memberikan pengaruh baik bagi tubuh manusia.
Salah satunya meningkatkan daya tahan tubuh atau sistem imun.
Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan di University of Southern California, puasa selama tiga hari dapat memiliki peningkatan yang signifikan dalam kesehatan, khususnya daya tahan tubuh.
Dalam penelitian tersebut, para peneliti menemukan bahwa rasa lapar memicu sel-sel induk dalam tubuh memproduksi sel darah putih baru yang melawan infeksi.
Baca: Benarkah Mengonsumsi Vitamin C Dosis Tinggi Efektif untuk Tangkal Virus Corona?
Baca: Masker Kain 3 Lapis Seperti Apa yang Efektif Menangkal Virus 70 Persen?
Para peneliti menyebut puasa sebagai "pembalik sakelar regeneratif" yang mendorong sel induk menciptakan sel darah putih baru. Penciptaan sel darah putih baru inilah yang mendasari regenerasi seluruh sistem kekebalan tubuh.
"Ini memberi tanda 'OK' bagi sel induk untuk terus maju dan berkembang biak membangun kembali seluruh sistem," ungkap Profesor Valter Longo dikutip dari telegraph.co.uk, Kamis (05/06/2014).
"Kabar baiknya adalah tubuh menyingkirkan bagian-bagian dari sistem yang mungkin rusak, tua, atau tidak efisien selama puasa," katanya.
Melihat kondisi dunia saat ini yang tengah dilanda pandemi global Covid-19, memungkinkan para umat muslim untuk menjalankan ibadah puasa dengan menahan lapar dan haus selama 12 jam sekaligus mencegah infeksi virus corona (Covid-19).
Jika dikaitkan dengan hasil penelitian Profesor Valter Longo yang menyebutkan bahwa berpuasa dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, maka dengan berpuasa bisa dijadikan sebagai benteng perlindungan diri terhadap infeksi virus corona (Covid-19).
Lebih lanjut, pada penelitian tersebut juga dikatakan bahwa dengan menjalankan puasa yang berkelanjutan, memaksa tubuh menggunakan cadangan glukosa dan lemak.
Akibatnya dapat merusak sel darah putih lama. Namun, hal ini membuat tubuh menginduksi perubahan yang memicu regenerasi sel induk untuk membuat sel sistem kekebalan tubuh baru.
Tak hanya itu, para peneliti juga menemukan, bahwa puasa berkepanjangan dapat mengurangi enzim PKA.
Enzim ini terkait erat dengan penuaan dan hormon yang meningkatkan risiko kanker dan tumor.
"Kami tidak bisa memprediksi bahwa puasa berkepanjangan akan memiliki efek luar biasa dalam mempromosikan regenerasi sistem hematopoietik (pembentukan sel darah) berbasis sel induk," ujar Profesor Longo.
"Ketika Anda kelaparan, sistem mencoba untuk menghemat energi, dan salah satu hal yang dapat dilakukan untuk menghemat energi adalah dengan mendaur ulang banyak sel kekebalan yang tidak diperlukan, terutama yang mungkin rusak," imbuhnya.
Bahkan, terdapat penelitian lain tahun 2017 yang dilakukan oleh para peneliti gabungan dari Israel, Italia, dan Maroko, yang terbit dalam Journal Frontiers in Immunology.
Namun, pada penelitian tersebut menyatakan bahwa puasa ramadhan hanya sedikit mempengaruhi sistem kekebalan tubuh. Artinya, memang benar daya tahan tubuh terpengaruh puasa namun tidak sesignifikan yang disebut sebelumnya.
Agar tubuh menjadi kuat saat puasa, terlebih di tengah pandemi global Covid-19, dalam hal ini World Health Organization (WHO) - Eropa telah menerbitkan panduan tentang cara makan sehat di tengah wabah COVID-19.
Pada panduan tersebut juga berisi informasi berharga tentang nutrisi untuk membantu menjaga sistem kekebalan tubuh tetap kuat.
Berdasarkan panduan yang dikeluarkan oleh WHO - Eropa, berikut daftar makanan dengan nilai gizi tinggi yang umumnya terjangkau, dapat diakses, dan memiliki umur simpan lebih lama.
- Buah dan sayuran segar tahan lama
- Buah dan sayuran beku
- Biji-bijian utuh dan akar bertepung
- Buah-buahan kering, kacang-kacangan dan biji-bijian
- Telur
- Ikan kaleng
- Susu rendah lemak(*)
Artikel telah dipublikasikan GridHealth.id dengan judul Siapa Sangka, Puasa Mampu Tingkatkan Daya Tubuh Bisa Lawan Covid-19