Penderita Penyakit Jantung Tetap Perlu Kontrol Rutin di Tengah Pandemi Covid-19.
seseorang yang berisiko tinggi sebaiknya juga terus melakukan evaluasi berkala sesuai waktu yang ditentukan
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di tengah kewaspadaan terhadap pandemi Covid-19 ini, beberapa bulan terakhir masyarakat juga dikejutkan dengan beberapa tokoh terkenal di Indonesia yang meninggal mendadak disebabkan oleh penyakit fatal lainnya seperti penyakit jantung.
Penyakit jantung telah dikenal sebagai salah satu gangguan kesehatan yang mematikan dan bisa menyerang tiba-tiba pada mereka yang sebelumnya relatif tidak ada keluhan, sehingga dijuluki sebagai silent killer.
Seringkali gejala penyakit jantung tidak selalu bisa dikenali.
Ada penderita sakit jantung yang sudah mengalami berbagai keluhan khas seperti nyeri dada, berdebar, sesak napas atau pingsan berulang.
Tapi, tidak jarang penderitanya tidak bergejala sama sekali atau memiliki gejala ringan yang tanpa disadari, padahal mereka sudah memiliki risiko tinggi.
“Justru kondisi tanpa gejala ini cenderung lebih berbahaya. Hal ini dikarenakan penderita belum menyadari dirinya terkena gangguan jantung, sehingga perlu dilakukan pengenalan penyakit lebih lanjut melalui skrining atau penilaian faktor risiko,” terang dr Leonardo Paskah Suciadi, Sp.JP, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Siloam Hospitals Kebon Jeruk saat zoom meeting, Selasa (18/5/2020).
Baca: Di Rumah Saja Selama Pandemi, Indro Warkop Rajin Olahraga Demi Kesehatan Jantung
Penilaian faktor risiko merupakan langkah yang penting untuk mendeteksi penyakit jantung pada tahapan awal sebelum berkomplikasi dan menimbulkan gejala.
Mereka yang tergolong berisiko meliputi usia lanjut, wanita pasca-menopause, faktor keturunan di keluarga, kegemukan, perokok, gangguan kolesterol dan penderita dengan penyakit kronik lain seperti stroke, diabetes melitus, hipertensi, dan gangguan ginjal.
Selama pandemi, masyarakat memang disarankan meminimalkan kunjungan ke tempat umum, termasuk rumah sakit jika kondisi tidak mendesak.
Namun di samping mengkhawatirkan risiko penularan COVID- 19, masyarakat juga hendaknya memedulikan kondisi kesehatan lainnya terutama bagi penderita penyakit jantung yang perlu kontrol rutin.
Baca: Riwayat Penyakit Mendiang Henky Solaiman: Komplikasi Jantung, Paru-paru, dan Ginjal
"Dan, bagi mereka yang merasakan gejala yang diduga karena masalah jantung, disarankan juga segera memeriksa kondisi sebelum bertambah buruk," kata .
Tak hanya itu, seseorang yang berisiko tinggi sebaiknya juga terus melakukan evaluasi berkala sesuai waktu yang ditentukan.
Jika terjadi ketidakstabilan kondisi jantung, maka terapi optimal tetap harus dilakukan sesuai rekomendasi, baik berupa perawatan intensif di rumah sakit maupun menjalani berbagai prosedur penting seperti kateterisasi jantung dan intervensi koroner, serta operasi bedah jantung sesuai dengan kondisi yang ada.
“Kita tak boleh abai dalam memantau kesehatan jantung sendiri, karena penyakit yang menyerang jantung termasuk penyakit serius yang kronik. Jadi, jangan takut berobat ataupun menjalani prosedur medis jika memang dibutuhkan sebelum terlambat.”
Baca: Ketua Gugus Tugas Covid-19 Doni Monardo: Wabah Corona Ini Belum Berakhir, Kita Jangan Lengah
Jika masih terdapat kekhawatiran untuk ke rumah sakit, saat ini Siloam Hospitals Kebon Jeruk telah dilengkapi dengan layanan telekonsultasi dan home care yang dapat menjadi solusi ideal di tengah pandemi.
Untuk menggunakan layanan telekonsultasi Siloam Hospitals, pasien dapat melakukan pendaftaran melalui aplikasi Aido Health. Setelah memilih rumah sakit, jadwal konsultasi yang tersedia, dan melakukan pembayaran, pasien dapat memeriksa kotak masuk di email untuk mendapatkan tautan meeting dan password Zoom yang akan digunakan untuk video call.