Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Makanan Berlemak Bikin Gemuk? Tidak Juga, Simak Penjelasannya

Makanan mengandung lemak dicap sebagai penyebab badan jadi gemuk. Oleh karenanya tak sedikit orang menghidarinya.

Editor: Willem Jonata
zoom-in Makanan Berlemak Bikin Gemuk? Tidak Juga, Simak Penjelasannya
net/google
Ilustrasi. 

TRIBUNNEWS.COM - Makanan berlemak dicap sebagai penyebab badan jadi gemuk. Oleh karenanya tak sedikit yang menghindarinya.

Padahal, konsumsi makanan mengandung lemak tidak selalu membuat kita gemuk.

Ahli gizi teregistrasi dari Cleveland Clinic Wellness, Kristin Kirkpatrick mengungkapkan, hal yang meningkatkan risiko kegemukan adalah terlalu banyak mengkonsumsi makronutrien (lemak, protein atau karbohidrat).

Terlepas dari adanya kesalahpahaman terminologi "lemak" yang identik sebagai segala sesuatu yang menggemukkan.

"Lemak sendiri tidak membuat kita gemuk," ujarnya.

Namun, kesalahpahaman yang terjadi di masyarakat bisa dipahami. Sebab, kalori lemak memang lebih tinggi daripada makronutrien lainnya.

Baca: 5 Makanan Bisa Bantu Kurangi Lemak di Tubuh, Cocok untuk Kamu Diet Menurunkan Berat Badan

Baca: Busana Mulan Jameela Saat Pelantikan Anggota DPR Dinilai Buruk, Pengamat Fashion Ini Beri Penjelasan

Baca: Mulan Jameela Dilantik sebagai Anggota DPR, Ahmad Dhani Merasa Tak Sia-sia

Satu gram lemak sama dengan 9 kalori. Angka ini lebih besar daripada satu gram protein dan satu gram karbohidrat yang sama dengan 4 kalori.

Berita Rekomendasi

Pola pikir lainnya yang membuat lemak terkesan menjadi kambing hitam kegemukan adalah karena lemak kerap diasosiasikan dengan makanan-makanan yang dianggap menggemukkan, seperti mentega dan steak.

Padahal, proses pembuatan makanan juga berperan besar dalam menentukan apakah satu makanan berisiko menggemukkan atau tidak.

Baca: Berharap Jangan Ada Demo, Cinta Laura Berdebat dengan Netizen

Contohnya, makanan-makanan olahan yang dikonsumsi secara berlebihan. Sebaliknya, seseorang bahkan bisa menurunkan berat badan dengan menerapkan diet tinggi lemak.

Sebab, pola makan tersebut akan membuat seseorang menggantikan karbohidrat sederhana dan gula dengan sumber lemak sehat.

Misalnya, diet Ketogenik yang sangat populer, juga menerapkan pola makan tinggi lemak dan rendah karbohidrat.


Keto sudah membantu banyak orang mencapai target berat badan idealnya. Meskipun, di kalangan ahli gizi, diet keto masih menjadi kontroversi.

Menurut Kristin, lemak juga lebih sulit untuk dicerna daripada nutrisi lainnya, seperti karbohidrat.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas