Apa itu Virus Ebola? Apakah Hanya Menular Melalui Hewan? Berikut Penjelasan dan Gejalanya
Simak penjelasan mengenai virus Ebola beserta tanda dan gejala yang dialami orang terinfeksi.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Berikut penjelasan virus Ebola berserta tanda dan gejala yang dialami.
Virus Ebola kembali menjadi perhatian oleh masyarakat.
Pasalnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengumumkan ada wabah Ebola baru yang muncul di Kongo.
Lalu, apa itu virus Ebola?
Dikutip dari Centers for Disease Control and Prevention, virus Ebola adalah penyakit mematikan yang terjadi, terutama di benua Afrika.
Baca: Di Tengah Pandemi Covid-19, Wabah Ebola Kembali Muncul di Kongo, Bagaimana Gejala dan Penyebarannya?
Baca: Republik Demokratik Kongo Kembali Diserang Virus Ebola, Empat Orang Meninggal Dunia
Virus Ebola juga merupakan penyakit langka yang paling sering menyerang manusia dan primata bukan manusia, di antaranya monyet, gorila, dan simpanse.
Virus ini biasanya terdapat di Afrika sub-Sahara.
Seseorang dapat terinfeksi Ebola melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi seperti kelelawar atau primata bukan manusia.
Selain itu, bisa juga ditularkan melalui orang sakit atau orang mati yang telah terinfeksi virus Ebola sebelumnya.
Ketika orang terinfeksi Ebola, mereka tidak langsung menunjukkan tanda atau gejala.
Seseorang dapat menularkan ke orang lain setelah mereka mengalami tanda dan gejala Ebola.
Virus Ebola dapat bertahan hidup selama beberapa jam di permukaan kering, seperti gagang pintu dan meja.
Virus ini juga dapat bertahan dalam darah hingga beberapa hari pada suhu kamar.
Ebola terbagi menjadi beberapa kelompok, di antaranya:
- Virus Ebola (spesies Zaire ebolavirus )
- Virus Sudan (spesies Sudan ebolavirus )
- Virus Hutan Taï (spesies Taï Hutan ebolavirus , sebelumnya ebayvirus Côte d'Ivoire )
- Virus Bundibugyo (spesies Bundibugyo ebolavirus )
- Virus Reston (spesies Reston ebolavirus )
- Virus Bombali (spesies Bombali ebolavirus)
Dari semua kelompok itu, hanya empat yang bisa menginfeksi manusia.
Virus Reston diketahui menyebabkan penyakit pada primata dan babi bukan manusia.
Belum diketahui apakah virus Bombali, yang baru-baru ini diidentifikasi pada kelelawar, dapat menyebabkan penyakit pada hewan dan manusia.
Awal kemunculan virus Ebola
Virus Ebola pertama kali ditemukan pada 1976 di dekat Sungai Ebola, tempat yang sekarang menjadi Republik Demokratik Kongo.
Sejak saat itu, virus terus menginfeksi orang dari waktu ke waktu dan menyebabkan wabah di beberapa negara Afrika.
Para ilmuwan belum mengetahui dari mana asal virus Ebola ini.
Namun, mereka percaya virus itu ditularkan dari hewan kelelawar atau primata bukan manusia, yakni simpanse, kera, monyet, dan lain sebagainya.
Hewan yang terinfeksi juga dapat menularkan virus ke hewan lain, seperti kera, monyet, duiker, dan manusia.
Awalnya, virus ini menyebar dari orang ke orang melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, dan jaringan hewan.
Kemudian, virus Ebola menyebar ke orang lain melalui kontak langsung dengan cairan tubuh orang yang sakit atau telah meninggal karena Ebola.
Apa saja tanda dan gejala terinfeksi virus Ebola?
Gejala virus Ebola dapat muncul 2 hingga 21 hari setelah kontak dengan virus.
Namun, rata-rata dapat terdeteksi setelah 8 hingga 10 hari.
Gejala awal dari penyakit ini biasanya demam, sakit dan nyeri, serta kelelahan.
Kemudian berkembang menjadi diare dan muntah.
Baca: WHO Laporkan 6 Wabah Ebola Baru di Kongo, Empat Meninggal, Dua Pasien Masih Dirawat
Tanda dan gejala utama Ebola:
- Demam
- Nyeri, seperti sakit kepala parah, nyeri otot dan persendian, serta sakit perut
- Lemah dan kelelahan
- Gejala gastrointestinal termasuk diare dan muntah
- Nyeri perut
- Pendarahan atau memar yang tidak dijelaskan
Gejala lain mungkin termasuk mata merah, ruam kulit, dan cegukan (stadium akhir).
Banyak penyakit umum dapat memiliki gejala yang sama dengan Ebola, di antaranya influenza (flu), malaria, atau demam tifoid.
Studi menunjukkan orang yang selamat dari infeksi virus Ebola adalah orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik.
(Tribunnews.com/Yurika Nendri)