Tidak Perlu Dikhawatir Lakukan Operasi Jantung Saat Pandemi Covid-19
Di saat masa pandemi Covid-19, masih ada sebagian warga yang sakit atau harus operasi merasa ketakutan untuk ke rumah sakit.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
Sekitar 31% dari seluruh kematian di dunia, atau sekitar 8,7 juta disebabkan oleh penyakit jantung koroner.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mencatat sebesar 1,5% atau 15 dari 1.000 penduduk Indonesia menderita penyakit jantung koroner.
Maizul Anwar mengatakan, penyakit jantung yang paling umum terjadi adalah penyakit jantung koroner yang dialami mulai dari usia produktif yaitu termuda 31 tahun hingga 85 tahun.
Untuk kasus usia di bawah 50 tahun, kejadian penyakit jantung koroner berhubungan erat dengan gaya hidup, seperti pola makan yang kurang baik, merokok, tidak berolahraga, hipertensi, serta stres yang tinggi.
Selain itu, dapat juga terjadi karena hiperkolesterolemia (gula darah tinggi karena hasil metabolisme dari pola makan yang tidak sehat).
"Pada kasus-kasus penyakit jantung koroner yang tidak bisa diatasi lagi dengan obat-obatan atau pasien yang sudah memasang stent dan tidak dapat diulang lagi, dalam dunia medis solusi untuk mengatasi kondisi tersebut adalah dengan melakukan prosedur Coronary Artery Bypass Graft (CABG)," jelas dr. Maizul.
CABG adalah sebuah prosedur tindakan bedah dengan membuat pembuluh darah baru atau biasa disebut bypass pada penyakit jantung koroner.
Pembuluh darah baru tersebut nantinya akan melintasi pembuluh darah jantung yang menyempit dengan menggunakan pembuluh darah dari bagian tubuh lain, seperti arteri di dada, lengan, dan pembuluh vena dari kaki.
Tindakan CABG dapat dilakukan dengan menggunakan dua teknik, yaitu dengan menggunakan mesin jantung paru konvensional (on pump) atau tanpa menggunakan mesin jantung paru (off pump).