Dalam Kondisi Tertertu Deterjen Bisa Akibatkan Alergi, Bagaimana Ciri-ciri dan Cara Mengatasinya?
Hal ini disebabkan bahan kimia pada deterjen yang bisa memicu alergi pada orang dengan kondisi tertentu.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Deterjen yang biasa digunakan untuk mencuci pakaian, dalam kondisi tertentu bisa mengakibatkan masalah serius pada kulit.
Hal ini disebabkan bahan kimia pada deterjen yang bisa memicu alergi pada orang dengan kondisi tertentu.
Parfum, pengawet, pewarna, dan bahan kimia lainnya dalam deterjen dapat menyebabkan dermatitis kontak.
Dematitis kontak merupakan alergi yang menyebabkan munculnya ruam merah dan gatal pada kulit.
Kondisi ini biasanya terjadi pada area tertentu seperti ketiak dan selangkangan.
Baca: Ciri-ciri Alergi Udang dan Cara Mengatasinya
Alergi atau sensitivitas terhadap deterjen dapat terjadi saat pertama kali terpapar atau setelah paparan berulang.
Kandungan deterjen
Seperti sabun pada umumnya, deterjen mengandung beberapa jenis surfaktan, atau zat penggerak permukaan.
Surfaktan bekerja dengan melonggarkan partikel kotoran dan minyak agar hilang dari pakaian.
Kandungan surfaktan yang keras dapat menyebabkan iritasi, terutama pada orang dengan kulit sensitif.
Baca: Kebiasan-kebiasan yang Dapat Memicu Alergi dan Flu pada Anak
Selain surfaktan, zat lain yang bisa memicu ruam dan iritasi pada kulit adalah parfum atau wewangian.
Alergen lain yang biasa ditemukan dalam deterjen antara lain: pengawet enzim paraben warna dan pewarna pelembab pelembut kain pengental dan pelarut pengemulsi.
Gejala Mereka yang senitif terhadap deterjen boasanya merasakan gejala secara langsung atau berjam-jam usai menyentuh pakaian yang baru dicuci.
Gejala yang dirasakan antara lain: ruam merah gatal ringan hingga berat lepuh yang mungkin merembes atau mengeras benjolan kulit kering, pecah-pecah, atau bersisik kulit lembut kulit terbakar pembengkakan.