Benarkah Obat Kuat dan Torpedo Kambing Mampu Atasi Disfungsi Ereksi? Ini Penjelasan Ahli
Sebagian pria mengalami masalah disfungsi ereksi. Kondisi tersebut mempengaruhi kehidupan seksualnya bersama pasangan.
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebagian pria mengalami masalah disfungsi ereksi. Kondisi tersebut mempengaruhi kehidupan seksualnya bersama pasangan.
Untuk mengatasi hal itu, di antara mereka mencari jalan keluar dengan mengonsumsi obat kuat.
Medical Sexologist dr. Binsar Martin Sinaga FIAS menyebutkan terkait obat kuat yang dijual bebas di pasaran, bisa berbahaya bagi kesehatan jika dikonsumsi terus-terusan. Apalagi dikonsumsi tanpa pengawasan dokter.
Ia menyarankan kalau merasa kekuatan Mr. P mulai menurun, sebaiknya periksa ke dokter.
Baca: Penjelasan Ahli tentang Disfungsi Ereksi pada Pria, Bagaimana Cara Mengatasinya?
"Minum pil kuat enggak baik, harus diberikan berdasarkan pengawasan, ada kok obatnya, protokolnya, instruksinya. Dan enggak ada obat yang langsung, tentu membutuhkan waktu," kata dr. Binsar saat ditemui di tempat praktinya di Raditya Medical Center, Depok, Jawa Barat, Kamis (18/6/2020).
Lantas benarkah soal mitos mengonsumsi makanan tinggi lemak, misalnya daging kambing atau torpedo kambing, dapat memperkuat Mr. P.
Menurut dr. Binsar makan makanan tersebut hanya meningkatkan gairah atau libido saja tapi, tidak membuat Mr. P jadi lebih kuat.
Baca: Cegah Covid-19: Diimbau Jaga Jarak Saat Hubungan Seks, Warga New York Dituntut Kreatif Soal Posisi
"Banyak mitos makan kambing, torpedo kambing, jamu strong, tumbuh-tumbuhan itu hanya menyebabkan libido naik, tapi tidak menyebabkan perbaikan pada gangguan ereksi," kata dr. Binsar.

Dr. Binsar menyebutkan untuk membantu Mr. P kembali kuat karena faktor hormon yang menurun maupun kerusakan pembuluh darah, bisa dilakukan selain dengan obat.
Biasanya, lanjut dia, juga harus diikuti dengan menerapkan gaya hidup sehat.
"Jadi sebelum obat-obatan gaya hidupnya, cara makannya, managemen stresnya, istirahat cukup sebetulnya cukup," pungkas dr. Binsar.