Buru-buru Minum Obat Penurun Panas Saat Demam Ternyata Kurang Tepat, Simak Kata Ahli
Obat penurun panas kerapkali jadi sasaran utama kita saat badan mengalami demam. Tahukah Anda kebiasaan ini kurang tepat, mengapa?
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM - Obat penurun panas kerapkali jadi sasaran utama kita saat badan mengalami demam. Tahukah Anda kebiasaan ini kurang tepat, mengapa?
Begini penjelasan ahli mengapa kita tak boleh langsung minum obat penurun panas saat demam.
Banyak dari kita mungkin selama ini sering kali langsung mengambil obat penurun panas ketika mendapati tubuh demam.
Sementara, bagi para orangtua, kerap langsung memberikan obat demam untuk buah hati.
Padahal kita sendiri merasa belum memahami benar apa itu demam. Bahkan, ada juga para orangtua yang fobia atau panik berlebihan ketika sang anak demam.
Para orangtua ini khawatir sang buah hati bisa kejang, koma, buta, otaknya rusak, dan bahkan meningggal dunia akibat demam yang diderita.
Karena kekhawatiran yang berlebihan, banyak orangtua akhirnya langsung memberikan obat demam, termasuk bagi dirinya sendiri ketika mengalami panas tinggi.
Tidak jarang, obat penurun panas yang dikosumsi atau diberikan bahkan hanya sesuai dengan perkiraan, tidak membaca anjuran pemakaian atau berkonsultasi dengan apoteker.
Padahal, siapa saja dianjurkan untuk tidak boleh buru-buru minum obat saat demam.
Demam membantu tubuh memerangi penyakit Melansir Buku Orangtua Cermat, Anak Sehat (2012) oleh dr. Arifianto, Sp.A, demam membantu memerangi penyakit sehingga tidak perlu buru-buru menurunkan demam.
Saat seseorang demam, tubuhnya sedang melakukan perlawanan terhadap virus.
Hal yang harus dilakukan adalah mengamati terlebih dahulu perilaku orang yang mengalami demam.
Misalnya pada anak, apakah saat demam anak tampak tidak nyaman, rewel, menangis kesakitan, atau sebaliknya, masih dapat makan, minum, bermain, dan tidur nyaman?
Jika anak demam dengan kondisi yang masih tampak nyaman, tindakan yang sebaiknya dilakukan hanya observasi.
Hal itu dilakukan sampai suhu turun dengan sendirinya dan tidak perlu diberikan obat penurun panas.
Namun, jika anak demam dengan kondisi rewel dan tampak tidak nyaman, para orangtua dapat memberikannya obat demam.
Selain itu, baik anak-anak maupun orang dewasa dianggap perlu mendapatkan penanganan lebih lanjut apabila suhu badan terukur lebih dari 38 derajat Celsius.
Sementara, jika sudah mencapai angka 40 derajat Celsius, demam yang dialami dapat dikategorikan sebagai demam yang berbahaya, sehingga harus segera diberikan bantuan medis untuk mencegah kondisi berbahaya.
Melansir Buku Mini Handbook Kesehatan Anak (2019) oleh dr. Rendi AJI Prihaningtyas, dkk, suhu tubuh normal adalah 36,5 – 37,5 derajat Celsius.
Baca: Celine Evangelista Bingung sang Anak Demam Tinggi, tapi Baik-baik Saja Saat Ada Stefan William
Baca: Sederet Obat Penurun Panas Alami, dari Bawang Merah hingga Air kelapa Muda
Seseorang dikatakan demam jika memiliki suhu tubuh di atas 37,5 derajat Celsius.
Saat masuk ke dalam tubuh, kuman akan mengeluarkan zat kimiawi yang beredar di dalam darah dan mencapai hipotalamus.
Salah satu fungsi hipotalamus adalah sebagai pusat pengatur suhu tubuh.
Saat hipotalamus mendeteksi adanya kuman, suhu tubuh akan dinaikkan, misalnya hingga 38,5 derajat Celsius.
Tujuan kenaikkan suhu tubuh tersebut adalah agar kuman tidak nyaman berada di dalam tubuh.
Jadi, demam dapat dipahami sebagai mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Alasan Tak Boleh Buru-buru Minum Obat Penurun Panas Saat Demam"