Mengenal Tiga Penyebab Utama Henti Jantung Mendadak
Angka keselamatan pasien yang mengalami henti jantung mendadak pun rendah dan berujung pada kematian.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Angka keselamatan pasien yang mengalami henti jantung mendadak pun rendah dan berujung pada kematian.
Satu satunya jalan, kejadian henti jantung mendadak dapat dicegah dengan mengetahui penyebab dan faktor risikonya.
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Siloam Hospitals Manado, dr Benny Mulyanto Setiadi SpJP(K) FIHA.
Benny menjelaskan, henti jantung mendadak bisa terjadi pada orang tua maupun orang muda.
Baca: Diabetes Bisa Rentan Alami Komplikasi Serius, Jantung hingga Penyakit Ginjal
Meski demikian, ada sedikit perbedaan henti jantung mendadak pada orang tua dan orang muda.
Benny mengatakan, sebuah laporan di Inggris menyebutkan tingkat keselamatan akibat henti jantung mendadak yang dikarenakan masalah elektrik pada jantung sangatlah kecil, yaitu hanya sekitar 8 persen.
Bahkan, jika dibandingkan serangan jantung yang merupakan masalah saluran jantung angka keselamatannya mampu mencapai 80 persen.
"Ini menunjukan, kejadian henti jantung itu lebih berbahaya dibandingkan serangan jantung. Mengingat tingkat keselamatannya hanya sepersepuluh dari serangan jantung,” ungkap Benny dalam keterangannya, Jumat (24/7/2020).
Akan kategori usia, dijelaskan Benny penyakit jantung koroner merupakan penyebab utama dan sering kali disertai faktor risiko penyakit jantung, seperti hipertensi, diabetes, dan kegemukan.
"Henti jantung pada orangtua terjadi pada saat mereka beraktivitas, misalnya saat berolahraga," jelasnya.
Sedangkan pada orang muda, lanjut Benny, gangguan irama dan kelainan struktural merupakan penyebab utama.
Baca: Waspadai Nyeri Dada yang Seperti Ini Bila Tak Mau Menderita Serangan Jantung
Seringkali tanpa faktor risiko penyakit jantung.
"Pada orang muda, henti jantung mendadak terjadi saat beristirahat dan tidur," tambahnya.