Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Penemuan Obat COVID-19 Butuhkan Proses Panjang, Ini Penjelasan Profesor Ali Gufron Mukti

Dalam proses penemuan obat, terutama obat COVID-19, membutuhkan proses panjang dan terdapat beragam prosedur yang harus dilaksanakan.

Editor: Willem Jonata
zoom-in Penemuan Obat COVID-19 Butuhkan Proses Panjang, Ini Penjelasan Profesor Ali Gufron Mukti
Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional
Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 Kementerian Riset dan Teknologi/BRIN Prof. Ali Gufron Mukti, M.Sc., Ph.D 

TRIBUNNEWS.COM - Dalam proses penemuan obat, terutama obat COVID-19, membutuhkan proses panjang dan terdapat beragam prosedur yang harus dilaksanakan.

Demikian dikatakan Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 Kementerian Riset dan Teknologi/BRIN Prof. Ali Gufron Mukti, M.Sc., Ph.D, dalam dialog di Media Center Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Jakarta, Kamis (6/8/2020).

"Menemukan sebuah obat diperlukan proses yang sangat panjang karena menyangkut keamanan hidup masyarakat. Obat yang salah akan bisa menjadi racun dan berbahaya," ujar Ali. 

Proses menemukan obat juga diawali dengan penelitian yang memiliki berbagai tahapan agar aman untuk diimplikasikan kepada masyarakat. 

Baca: Update RSKI Pulau Galang 6 Agustus: Pasien Positif Covid-19 yang Dirawat Bertambah 26 Orang

Ali juga mengungkapkan bahwa proses pertama dalam melakukan suatu penelitian adalah presentasi kepada kolega agar hasil penelitian bisa didiskusikan bersama mengenai kelayakannya.

“Oleh karena itu, biasanya orang melakukan penelitian sebelumnya membuat proposal terlebih dahulu. Selanjutnya proposal tersebut harus lulus dalam uji etika kelayakan yang diuji oleh Komite Etik. Jadi tidak bisa langsung mengklaim menemukan obat. Harus ada prosedur yang dijalankan,” ujarnya.

Selanjutnya, Ali menginformasikan bahwa pemerintah terbuka dan mengapresiasi kepada siapa saja yang ingin ikut berpartisipasi dalam penemuan obat COVID-19 di Indonesia.

Berita Rekomendasi

Pemerintah akan memfasilitasi serta mendukung segala penelitian dalam penemuan obat COVID-19 asal sesuai dengan koridor dan etika yang ada.

Selain itu, usaha memutus penyebaran COVID-19 juga dilakukan dengan berbagai inovasi yang telah banyak tercipta.

Menurut keterangan dari Ali, peneliti dan dosen di Indonesia telah menghasilkan lebih dari 60 inovasi.

“Berbagai inovasi selama 4 bulan terakhir telah dihasilkan. Seperti robot perawat, rapid test kit dan lain sebagainya. Bahkan PCR yang biasanya kita impor, sekarang tidak. Peneliti Indonesia telah membuatnya. Ada juga mobile laboratory dimana laboratorium bisa menghampiri masyarakat. Itu juga inovasi yang dibuat oleh anak bangsa. Terakhir adalah ventilator canggih yang dibuat oleh UGM, yang kalau kita impor itu bisa miliaran tapi ini hanya 450 juta," tutupnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas