Hipertensi Pada Wanita Lebih Berisiko Ketimbang Pria, Mengapa?
Hipertensi atau tekanan darah tinggi seringkali digadang-gadang sebagai "silent killer". Sebab, gejala hipertensi kerap tak dirasakan penderitanya.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Hipertensi atau tekanan darah tinggi seringkali digadang-gadang sebagai "silent killer". Sebab, gejala hipertensi kerap tak dirasakan penderitanya.
Riset dalam journal Therapeutic Advances in Cardiovascular Disease juga membuktikan, tekanan darah tinggi pada wanita lebih berbahaya daripada pria.
Riset tersebut dipimpin oleh spesialis kardiologi dari New York, Carlos Ferrario.
Untuk mendapatkan hasil yang akurat, peneliti menganalisis kondisi 100 pria dan wanita berusia sektar 53 tahun yang melakukan perawatan darah tinggi.
Setelah menganalisis data, peneliti menyimpulkan bahwa wanita 30 hingga 40 persen lebih tinggi risikonya mengalami penyakit vaskular daripada pria, meski memiliki tekanan darah yang sama.
Baca: Waspadai Hipertensi Jadi Penyebab Utama Kematian Ibu Hamil
Penyakit vaskular merupakan gangguan pada sistem pembuluh darah yang merupakan salah satu dari komplikasi hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Menghimpun data American Heart Association, wanita juga rentan mengalami tekanan darah tinggi dibandingkan pria.
Mengapa hal ini bisa terjadi?
Menurut data Medical News, faktor hormonal bisa memicu tingginya risiko tekanan darah tinggi pada wanita.
Selain itu, wanita berisiko tinggi mengalami teakanan darah tinggi karena faktor berikut:
- kehamilan
- menopause
- penggunaan pil kb.
Tekanan darah yang tinggi saat kehamilan juga bisa memicu kondisi berbahaya yang disebut preeklamsia.
Gejala preekalmsia bisa berupa sakit kepala, gangguan penglihatan, sakit di area perut, dan pembengkakan karena penumpukan cairan tubuh.
Baca: Mengenal Buah Bit dan Manfaatnya untuk Penderita Hipertensi
Gejala
Agar lebih peka dengan kondisi tubuh, kita harus mengetahu gejala-gejala apa saja yang bisa terjadi saat tekanan dara terlalu tinggi.