Vaksin TBC Bentuk Tablet Temuan Putra Bangsa Bakal Diproduksi di Ukraina
Vaksin TBC berbentuk tablet hasil temuan putra Indonesia bakal diproduksi di Ukraina dan untuk dipasarkan di Ukraina.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM –Dubes RI untuk Ukraina, Yuddy mengungkapkan vaksin TBC berbentuk tablet hasil temuan putra Indonesia bakal diproduksi di Ukraina dan untuk dipasarkan di Ukraina.
Vaksin TBC nantinya juga akan dipasarkan ke seluruh wilayah Eropa dan ada kemungkinan dipasarkan pula dan digunakan hingga Indonesia.
“Ini bukan hanya berita yang menggembirakan bagi Indonesia dan Ukraina. Kerjasama produksi vaksin ini tidak semata-mata akan mendatangkan keuntungan bagi kedua negara, tetapi juga bagi kesehatan dan keselamatan umat manusia,” kata Dubes RI dalam keterangannya, Kamis (8/10/2020).
Vaksin ini merupakan kolaborasi dua anak bangsa, Dr. Satria Arief Prabowo PhD dan Petrus Freddy Cahyono yang sepakat untuk memproduksi vaksin hasil temuan tim Dr. Satria.
Dr Satria sendiri merupakan Doktor termuda di Indonesia dan seorang peneliti vaksin di Ukraina.
Baca: Corona Sama dengan TBC, Cacar dan Flu, Satgas: COVID-19 itu Bukan Kutukan
Baca: Jokowi Siap Keluarkan Perpres Untuk Tangani TBC di Indonesia
Sementara Petrus Freddy adalah investor outbound Indonesia sekaligus pemilik perusahaan Indonesia di Ukraina, LLC Pravitna Genius Sel.
“Rencana produksi vaksin ini ditandai dengan penandatanganan Letter of Intent (LoI) antara LLC Pravitna Genius Sel dengan Immunitor Ltd (Canada) di Brovary, Ukraina Rabu (07/10/2020),” kata Dubes RI
Dr. Satria dalam keterangan persnya menyatakan keistimewaan inovatif vaksin TBC temuan timnya ini adalah vaksin oral.
Vaksin tidak berupa cairan yang disuntikkan dalam tubuh, namun melalui tablet yang bisa langsung bereaksi ke sumber penyakit, disamping sebagai suplemen daya tahan tubuh.
Sementara Petrus F. Cahyono menambahkan bahwa vaksin yang dikembangkan tersebut juga memiliki kemampuan untuk memproteksi sel di dalam tubuh tubuh sehingga tidak terjangkit oleh virus Covid-19.
Sehingga menurutnyanya bisa dikembangkan sebagai alternatif bagi proses penyembuhan penderita Covid19.
Untuk itu kedepannya kedua pihak akan melakukan penelitian lebih lanjut tentang obat dimaksud sebagai alternatif pengobatan Covid19.