Cegah Stroke dengan Meraba Denyut Nadi Sendiri
Saat ini stroke menempati urutan pertama penyakit penyebab kematian di indinesia dan urutan kedua penyebab kematian di seluruh dunia,
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM - Saat ini stroke menempati urutan pertama penyakit penyebab kematian di indinesia dan urutan kedua penyebab kematian di seluruh dunia, setelah penyakit jantung koroner.
Dokter spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Siloam Hospitals Manado, dr Vekky Sariowan, Sp JP mengatakan, ada dua macam tipe stroke ditinjau dari segi etiologi.
"Pertama, stroke yang disebabkan oleh sumbatan aliran darah atau yang dikenal dengan stroke iskemik dan kedua adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak atau Stroke Hemoragik," katanya saat saat webinar bertajuk Cegah Stroke dengan Menari (Meraba Denyut Nadi Sendiri) yang diadakan Siloam Hospitals Manado belum lama ini.
Baca: 6 Cara Memasak Ini Dapat Menurunkan Kolesterol serta Menghindari Risiko Penyakit Jantung dan Stroke
Dibandingkan, pecahnya pembuluh otak, ternyata sebagian besar kasus stroke justru disebabkan sumbatan aliran darah atau stroke iskemik.
"Sebanyak 2/3 dari total populasi pasien stroke terdiri dari stroke iskemik yang penyebabnya adalah cardioembolic," kata Vekky.
Baca: Waspada, Ini 5 Kebiasaan yang Bisa Cepat Terserang Stroke Pada Usia Muda
Salah satu langkah awal untuk mencegah terjadinya stroke adalah dengan melakukan deteksi dini penyakit fibrilasi atrium.
Fibrilasi atrium adalah suatu keadaan dimana serambi (atrium) jantung tidak berkontraksi secara normal atau hanya terjadi fibrilasi, menyebabkan jantung berdenyut secara ireguler.
"Keadaan ini menyebabkan aliran darah di serambi jantung menjadi stasis dan mudah terbentuk bekuan darah. Bekuan darah pada ruang jantung tersebut yang apabila terlepas dapat menyebabkan sumbatan aliran darah otak (cardioembolic)," katanya,
Pencegahan dan Pengobatan Stroke
Pedoman terbaru yang diterbitkan oleh perhimpunan dokter spesialis kardiovaskular Eropa tahun 2020, bahwa salah satu metode deteksi penyakit Fibrilasi Atrium (FA) adalah meraba nadi sendiri, terutama pada individu berusia di atas 65 tahun.
Menari menjadi penting untuk sebuah gerakan nasional masyarakat karena 30 persen penderita FA mengalami stroke sebagai gejala pertamanya.
Sebagaian besar stroke akibat FA bersifat lebih berat dan menyebabkan disabilitas yang lebih lama dan berat.
Cara adalah genggam pergelangan tangan anda, rabalah dengan jari telunjuk, tengah dan manis tonjolan tulang di bagian bawah pangkal ibu jari.
Lalu geser sedikit ke arah tengah pergelangan dan rasakan denyutan dan hitung dalam 30 detik.
Jika denyutan tidak teratur misalnya ada denyut yang terasa hilang, ada denyut yang terasa lebih kuat dan ada yang terasa lemah lalu laju nadi cepat dan lambat bergantian.
Atau jija jumlah denyutan di atas 50 atau dibawah 30, waspadai gangguan irama jantung
Dokter spesialis Jantung dan pembuluh darah kelahiran Tomohon ini mengingatkan beberapa tindakan medis lanjutan untuk deteksi stroke yaitu dengan melakukan penapisan atau pemeriksaan berkala pada setiap individu sehat yang berusia di atas 65 tahun seperti pemeriksaan tekanan darah, rekam Jantung dan laboratorium.
Pengobatan khusus yang diberikan pada pengidap stroke tergantung etiologinya. Siloam Hospital Manado dilengkapi dengan tenaga dokter spesialis Neurologi dengan berbagai tingkat kompetensinya dan dokter spesialis Bedah Saraf Konsultan yang siap melakukan penanganan masalah stroke.
Adapun dalam mengahadapi Pandemi Covid-19, Siloam Hospitals Manado sangat ketat menerapkan protokol kesehatan guna melindungi pasien yang datang berkunjung dan melakukan pengobatan.
Dengan menerapkan prinsip "clean and clear hospitals" kebersihan dan kesehatan pada lingkup rumah sakit senantiasa dikedepankan setiap waktunya.