Fakta Seputar Long Covid yang Harus Diketahui, Penderita Tak Kunjung Sembuh setelah Berbulan-bulan
Gejala Covid-19 yang berkepanjangan diberinama "Long Covid." Pasien belum juga sembuh bahkan selama berbulan-bulan.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Mereka mungkin juga terpengaruh oleh depresi atau gangguan stres pascatrauma.
Namun, gejala permanen yang parah tidak terbatas pada kelompok ini.
Kelelahan pasca-virus
Banyak penderita Long Covid yang dilaporkan mengalami kelelahan, nyeri otot, dan kesulitan berkonsentrasi.
Ada tumpang tindih dengan gejala sindrom kelelahan kronis sedang diselidiki.
CFS (chronic fatigue syndrome) atau sindrom kelelahan kronis sebelumnya telah dikaitkan dengan infeksi virus Epstein-Barr dan demam Q.
Studi terhadap orang yang terinfeksi Sars tahun 2003 lalu juga menunjukkan bahwa sekitar sepertiga dari mereka mengalami penurunan toleransi terhadap olahraga selama berbulan-bulan, meskipun paru-paru mereka tampak sehat.
Kerusakan organ yang berlangsung lama
Sesak napas, batuk, atau denyut nadi yang terus-menerus bisa menjadi gejala kerusakan permanen pada paru-paru atau jantung, meskipun ini tidak selalu permanen.
Kerusakan paru-paru tampaknya sangat umum di antara pasien Covid-19 yang membutuhkan perawatan rumah sakit.
Sebuah studi baru-baru ini menemukan bahwa 6 minggu setelah meninggalkan rumah sakit, sekitar setengah dari pasien masih mengalami sesak napas.
Jumlah itu turun menjadi 39% dalam 12 minggu.
Sementara itu, sekitar sepertiga dari pasien yang dirawat di rumah sakit mengalami kerusakan jantung.
Meski mereka yang mengalami infeksi ringan juga bisa terpengaruh.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.