Perempuan Lebih Berisiko Mengalami Osteporosis, Kenali 4 Gejala Osteoporosis yang Perlu Diwaspadai
Bertambahnya usia, risiko osteoporosis semakin besar terutama bagi perempuan, kenali empat gejala osteoporosis yang perlu diwaspadai.
Editor: Theresia Felisiani
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Lilis Setyaningsih
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seiring bertambahnya usia, risiko terjadinya osteoporosis semakin besar.
Penyakit osteoporosis tidak bisa diabaikan karena akan mengalami patah tulang sehingga menyebabkan kualitas hidup menjadi menurun.
Menurut WHO, 50 persen kejadian patah tulang panggul akan menimbulkan kecacatan seumur hidup.
Perempuan lebih berisiko mengalami osteporosis.
DR. dr. Fiastuti Witjaksono, MKM, MS, Sp.GK-K, Ketua Umum Pengurus Besar Perosi (Perhimpunan Osteoporosis Indonesia) mengungkapkan osteoporosis adalah penyakit pada tulang di mana kepadatan dan kualitas tulang berkurang dan berisiko patah terutama di bagian pergelangan tangan, pangkal paha, dan yang paling sering di tulang belakang bagian bawah.
Osteoporosis perlu diwaspadai karena dapat terjadi tanpa gejala hingga terjadi patah tulang, sehingga disebut dengan ‘silent disease’.
Berdasarkan data International Osteoporosis Foundation, 1 dari 3 wanita usia di atas 50 tahun dan 1 dari 5 pria di atas 50 tahun berisiko mengalami patah tulang akibat Osteoporosis, dan bahkan setiap 3 detik terjadi patah tulang akibat penyakit ini.
"Tulang perempuan akan lebih cepat keropos dibandingkan pria, karena perempuan mengalami menopause. Dan pada perempuan yang menderita osteoporosis, tulang akan mudah patah walaupun hanya cedera ringan," papar dokter Fiastuti saat memperingati Hari Osteoporosis Nasional 2020 dengan tema Love Your Bones, Protect Your Future,Selasa (20/10/2020).
Ia menjelaskan, kunci untuk mencegah osteoporosis adalah dengan gaya hidup sehat dan memenuhi kebutuhan nutrisi harian.
Protein, kalsium, dan vitamin D berperan penting dalam menjaga kesehatan tulang, sendi, dan otot.
Semua bisa didapati dari makanan dan minuman sehari-hari seperti daging ayam dan telur untuk protein tinggi, atau tahu dan segelas susu yang merupakan sumber kalsium dan vitamin D.
Hindari konsumsi alkohol, merokok, atau terlalu banyak minum kopi dan soda agar penyerapan kalsium dan pembentukan tulang baru berlangsung optimal dalam tubuh.
Fonterra Brands Indonesia, melalui brand Anlene, bersama dengan Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (Perosi) dan Perkumpulan Warga Tulang Sehat Indonesia (Perwatusi) mengadakan program ‘Love Your Bones, Protect Your Future’ dalam rangka memperingati Hari Osteoporosis Nasional 2020.
Program ini mencakup rangkaian edukasi virtual melalui Instagram Live dan tiga sesi WhatsApp Class dengan menghadirkan pakar dari Perosi untuk membahas seputar kesehatan tulang, sendi, dan otot beserta latihan fisik pendukungnya.
Tiga sesi edukasi virtual WhatsApp Class akan diadakan setiap Sabtu pukul 09.00 – 12.00 WIB pada tanggal 24 Oktober 2020 dengan tema ‘Love Your Bones, Protect Your Future: Mengenali dan Mencegah Masalah Kesehatan Tulang’, 21 November 2020 dengan tema ‘Kesehatan Sendi untuk Mendukung Mobilitas Aktif: Mengenali dan Mencegah Masalah Kesehatan Sendi’, dan 19 Desember 2020 dengan tema ‘Kesehatan Otot untuk Mendukung Mobilitas Aktif: Mengenali dan Mencegah Masalah Kesehatan Otot’.
Baca juga: Mengenal Osteoporosis dan Osteoarhritis, Berikut Kiat Pencegahan dan Pengobatannya
Rhesya Agustine, Marketing Manager Anlene, Fonterra Brands Indonesia mengatakan
Program ‘Love Your Bones, Protect Your Future’ merupakan perpanjangan dari tema Hari Osteoporosis Nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan risiko dan pencegahan Osteoporosis, agar mereka dapat menjalani masa depan yang berkualitas dengan tulang, sendi, dan otot yang sehat. (Lis)
Berikut 4 gejala Osteoporosis
1. Postur punggung bungkuk seperti sering terlihat pada orang lanjut usia.
2. Menurunnya tinggi badan.
3. Sering mengalami cedera atau keretakan tulang, biasanya terjadi pada tulang belakang, pergelangan tangan, lengan, atau tulang pangkal paha).
4. Sakit punggung, merasakan sakit punggung yang berkelanjutan dalam jangka panjang.