Olahraga Rutin Bisa Menghambat Efek Penuaan
Penuaan tidak selalu hanya berhubungan dengan berapa kali berulang tahun, tetapi berkaitan juga dengan seberapa besar perubahan yang terjadi di tubuh.
Editor: Willem Jonata
Laporan wartawan Wartakotalive.com, Lilis Setyaningsih
TRIBUNNEWS,COM - Penuaan tidak selalu hanya berhubungan dengan berapa kali berulang tahun, tetapi berkaitan juga dengan seberapa besar perubahan yang terjadi di tubuh.
Dosen Departemen Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor (IPB) Rimbawan, Ph.D mengatakan, menua (aging) menunjukkan efek waktu.
Menurut dia, penuaan merupakan proses yang terus menerus berlangsung seperti halnya perkembangan dan pertumbuhan. Menua mulai nyata sesudah usia 40 tahun.
"Proses menua umumnya tidak merusak bahkan bisa merupakan perubahan yang diharapkan. Misalnya sikap bijaksana (wisdom) yang seharusnya meningkat seiring usia," ujar Rimbawan saat zoom meeting media briefing e-Wellness Tour 2020 dari Herbalife tentang Healthy Aging Survey 2020, Rabu (25/11/2020).
Baca juga: 6 Bahan Kosmetik Ini Tidak Aman untuk Wanita Hamil, Kandungan Pencerah Kulit hingga Anti Penuaan
Keinginan banyak orang dihari tua yakni tetap sehat, berumur panjang, bahagia, aktif, mandiri, produktif, tidak menjadi beban orang lain, dan sukses.
Sebaliknya banyak kekhawatiran di hari tua, terutama kondisi kesehatan.
Kondisi kesehatan yang paling dikhawatirkan terbanyak kesehatan tulang/sendi, jantung, mata, otak, pencernaan, dan kulit.
Bisa dihambat
Mobilitas yang berkurang, dengan kondisi kesehatan tulang dan sendi yang semakin menurun saat menua bisa dihambat.
Mobilitas mencerminkan kualitas otot, tulang, dan persendian.
Baca juga: Manfaat Bawang Merah untuk Kesehatan Kulit, Bisa Cegah Jerawat hingga Menunda Tanda Penuaan
Tulang kehilangan kandungan mineralnya selama masa tua, terutama pada wanita.
Diet dan olahraga merupakan cara yang penting untuk pencegahan penurunan fungsi sistem tulang, persendian,dan otot.
"Sendi mengalami banyak perubahan, olahraga tidak dapat mencegah hal ini tetapi dapat membantu memperlambat proses. Orang dewasa paruh baya dan yang lebih tua dapat memperoleh manfaat dari pelatihan fleksibilitas, yang mempertahankan berbagai gerakan bahkan pada sendi yang rusak," papar Rimbawan.
Untuk mempertahankan kesehatan tulang dengan bertambahnya usia, harus dibangun sejak remaja dan dewasa muda. Kemampuan tubuh untuk menyimpan kalsium dalam tulang mencapai puncaknya pada usia 30 tahun.
Mengonsumsi makanan mengandung kalsium dan latihan menahan beban secara teratur sangat penting untuk membangun massa tulang. Membangun massa otot bisa dilakukan pada usia berapapun. Bila kebiasaan yang benar diusia muda akan cenderung melanjutkan kebiasaan sepanjang usia.
"Sebagian besar massa tubuh tanpa lemak menentukan tingkat metabolisme basal, membangun massa otot adalah salah satu pertahanan terbaik untuk melawan obesitas," jelas Rimbawan.
Ketua Umum Asosiasi Nutrisionis Olahraga dan Kebugaran Indonesia (ANOKI) Mury Kuswari mengatakan, untuk memulai olahraga disesuaikan yang dirasakan nyaman dan bisa rutin dilakukan. Bisa menari, jalan kaki, skipping dan lainnya.
"Pada pemula tidak perlu mencontoh selebgram yang sudah terbiasa dan terlatih sehingga gerakannya terlihat sulit. Biasanya yang ada di media sosial itu memang memperlihatkan gerakan yang sulit karena lebih bagus di gambar," kata Mury di kesempatan yang sama. Terpenting olahraga yang dijalankan disesuaikan frekuensi dan jenisnya agar mendapatkan manfaat yang optimal.