Pemerintah Juga Berupaya Datangkan Vaksin Pfizer, Novavax dan AstraZeneca
Ada 3 perusahaan farmasi global yang turut dibidik pemerintah untuk mengamankan ketersediaan vaksin di dalam negeri.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah sukses menghadirkan 3 juta dosis vaksin Sinovac asal China, pemerintah terus berupaya melakukan negosiasi dengan berbagai perusahaan farmasi negara maju untuk mendatangkan vaksin virus corona (Covid-19).
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebut ada 3 perusahaan farmasi global yang turut dibidik pemerintah untuk mengamankan ketersediaan vaksin di dalam negeri.
Mulai dari perusahaan farmasi asal Amerika Serikat (AS) Novavax dan Pfizer hingga perusahaan farmasi asal Inggris AstraZeneca.
Baca juga: Pemerintah Siap Datangkan 15 Juta Bulk Vaksin Sinovac dari China
"Dari sejak awal, kita terus menjalin komunikasi untuk mengamankan supply dari berbagai sumber lain," ujar Retno, dalam keterangan pers di Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (31/12/2020).
Baca juga: 1,8 Juta Dosis Vaksin Sinovac Tiba, Total Ada 3 Juta yang Diimmpor dari China
Ia menjelaskan, Indonesia telah melakukan penandatanganan komitmen terkait supply vaksin yang dikembangkan dan diproduksi Novavax.
Teknik pengembangan vaksin dari perusahaan farmasi AS ini menggunakan protein subunit rekombinan.
Jumlah dosis yang dibidik sebanyak 50 juta dosis.
"Kemarin, Indonesia telah menandatangani komitmen supply dari Novavax, dengan menggunakan platform protein subunit rekombinan yang berasal dari Amerika Serikat sebesar 50 juta dosis," jelas Retno.
Sementara untuk AstraZeneca, pemerintah juga mencoba melakukan komunikasi dengan perusahaan yang menggandeng para peneliti Universitas Oxford untuk menghadirkan vaksin yang menggunakan teknik pengembangan viral vector.
"Kemudian dengan Astrazeneca, dengan menggunakan platform viral vector berasal dari Inggris juga sebesar 50 juta," kata Retno.
Selanjutnya, pemerintah turut menjalin komunikasi dengan raksasa farmas AS Pfizer terkait vaksin yang dikembangan bersama perusahaan bioteknologi asal Jerman, BioNTech itu.
"Secara paralel, pembicaraan berkesinambungan saat ini juga telah dilakukan dengan Pfizer yang berasal dari Amerika Serikat dan Jerman," papar Retno.
Perlu diketahui, terkait tingkat efektivitas vaksin yang dikembangkan oleh Pfizer dan BioNTech diklaim mencapai lebih dari 90 persen dalam melawan Covid-19.
Sedangkan AstraZeneca mengklaim vaksin AZD1222 yang dikembangkan bersama Oxford ini menunjukkan efektivitas rata-rata 70 persen.
Meskipun vaksin ini kemudian diuji coba kembali karena munculnya keraguan yang meningkat terkait suntikan uji coba vaksin yang dipicu kesalahan dosis dan penanganan data.