Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Dr Pungkas Bahjuri: Lembaga dan Keluarga Adalah Suatu Keharusan Dalam Percepatan Penurunan Stunting

Dr Lucy memaparkan tentang kebijakan dan target penurunan stunting,  Dr Dian P Dipo memaparkan tentang berbagai program unggulan

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in Dr Pungkas Bahjuri: Lembaga dan Keluarga Adalah Suatu Keharusan Dalam Percepatan Penurunan Stunting
dok pribadi
Dr Pungkas Bahjuri 

"Begitu juga kesediaan Ketua Forum Rektor Indonesia,  Pimpinan AIPKIND dan Pimpinan AIPGI yang memiliki banyak dosen dan mahasiswa di seluruh daerah di Indonesia dalam turut memberikan  inovasi, advokasi dan pendampingan program percepatan stunting,” jelas Hasto Wardoyo.

Menurut Prof Dr Fasli yang memandu Talkshow  “Program percepatan penurunan stunting harus fokus pada calon pengantin dan ibu hamil”. Pimpinan AIPGI dan AIPKIND mengungkapkan “siap  bekerjasama dengan BKKBN melibatkan 1.400 program studi gizi dan program studi kebidanan yang memiliki sekitar 10.000 dosen dan lebih dari 150.000 mahasiswa gizi dan kebidanan, serta mengajak raturan ribu dosen dan mahasiswa dari program studi terkait lainnya dibawah koordinasi Forum Rektor Indonesia untuk mensukseskan program penurunan stunting yang dikomandani Dr Hasto Wardoyo sesuai keunggulan perguruan tinggi yaitu kemampuan pengembangan inovasi, advokasi dan pendampingan setiap pasangan catin dan ibu hamil agar bayi lahir bebas stunting di daerah kampusnya masing-masing se Indonesia, bila perlu satu dosen mendampingi satu kecamatan atau desa prioritas stunting, dan satu mahasiswa dilatih mendampingi satu pasangan pengantin baru dan pasangan ibu hamil sejak awal konsepsi sampai bayi lulus ASI ekslusif.”

Lebih lanjut Ketua Umum AIPGI Prof Hardinsyah menyatakan bahwa untuk  memulai hal ini “perlu disepakati Langkah-langkah Kerjasama yang konkrit mulai dari  akurasi pendataan dan pemetaan yang riel time secara digital tentang pasangan pengantin baru dan ibu hamil dari awal konsepsi, serta pemantauan secara digital; pelatihan dan penyiapan dosen sebagai advokator, promotor, dan edukator serta mahasiswa sebagai pendamping di lini keluarga atau pasangan penganting dan ibu hamil;  serta sistim intervensi  dan mekanisme kerja dengan menerapkan inovasi yang sesuai dan pendampingan kepada keluarga sasaran, termasuk oleh dosen dan mahasiswa.”

Pada acara ini juga diluncurkan aplikasi atau program perangkat lunak  CEK STATUS GIZI Online.  Sesuai namanya, aplikasi ini dimaksudkan untuk memudahkan setiap orang untuk mengecek dan memantau status gizi secara online tanpa bayar (gratis).  Perangkat Cek Status Gizi Online ini diinisiasi dan dikembangkan oleh Prof Dr Hardinsyah MS sebagai Guru Besar Ilmu Gizi FEMA IPB University bersama Tim IT Linisehat.  Saat ini program berbasis web dan dalam waktu dekat segera tersedia sebagai aplikasi di playstore.

“Karena perangkat ini dikembangkan Bersama Linisehat maka perangkat ini tersedia dan dapat mudah diakses di cekstatusgizi.linisehat.com. Dengan menjawab beberapa pertanyaan di layar computer atau telepon selular secara akurat, maka dalam hitungan detik anda dapat mengetahuai dan melihat hasil dari cek status gizi anda apakah termasuk normal, gizi kurang atau gemuk, serta rekomendasi yang dianjurkan tentang  berat badan normal dan  ideal, termasuk bagi remaja, pasangan pengantin dan ibu hamil. Berapa tambahan berat badan normal bagi ibu hamil setiap bulan dapat diketahui dengan cepat dan apakh sudah dicapai seorang ibu hamil atau belum untuk mencegah bayi lahir stunting. Ini  sangat relevan dengan program percepatan penurunan stunting yang berfokus pada pasangan pengantin dan ibu hamil," papar Prof Hardinsyah.  

Rektor IPB yang juga Ketua FRI menyatakan “Peran perguruan tinggi diharapkan mengembangkan sistim Pendidikan yang memungkinkan mahasiswa dan dosen dapat berkiprah secara terstruktur dan berkelanjutan mengembangkan dan menerapakan inovasi, melakukan advokasi dan pendampingan kepada pemerintah daerah, desa dan keluarga sasaran.”

Dari segi edukasi gizi dan suplai pangan, perlu upaya peningkatan konsumsi pangan sumber protein seperti telur, ikan, daging, susu, tahu dan tempe, serta peningkatan konsumsi buah yang penting bagi remaja, pasangan pengantin baru dan ibu hamil untuk mencegah stunting sejak dini.

Berita Rekomendasi

Dalam sambutan penutupan Prof Dr Hardinsyah menyampaikan bahwa “PERGIZI PANGAN Indonesia terus bekerjasama dengan pemerintah, perguruan tinggi dan media serta berbagai pihak-pihak terkait dalam turut berkontribusi melalui kepakaran pengurus dan anggota PERGIZI PANGAN Indonesia memperbaiki pangan dan gizi bangsa  agar terwujud  generasi dan keluarga sehat dan kuat serta berdaya saing di era globalisasi digital”.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas