Kenali Tanda Anak Menderita Aritmia, Gangguan Irama Jantung, Tidak Aktif Jadi Alarm
Umumnya, pada anak-anak dengan gangguan irama jantung bisa terlihat sering gelisah dan merasa tidak nyaman, anak tidak aktif, aktivitas kurang.
Editor: Anita K Wardhani
Laporan wartawan Wartawan Wartakotalive.com, Lilis Setyaningsih
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Seringkali orangtua mengeluh anaknya tidak mau diam. Aktif ke sana kemari tidak ada capeknya.
Sekarang kondisi anak aktif hharus disyukuri, pasalnya Anak yang tidak mau beraktivitas jadi salah satu ciri memiliki gangguan irama jantung.
Salah satu penyebab terjadinya gangguan irama jantung (aritmia) adalah karena dari kelainan bawaan dari lahir.
Artinya aritmia itu sudah terjadi sejak lahir atau bisa pada anak-anak.
Baca juga: Benarkah Daya Magnet iPhone 12 Berpotensi Mengganggu Fungsi Alat Pacu Jantung?
Baca juga: Kang Pipit Preman Pensiun Meninggal Dunia karena Sakit Jantung, Epy Kusnandar Berduka
Tentu saja pengaruh orangtua sangat diperlukan untuk mendeteksi terjadinya kelainan ini.
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Dr. Dicky Armein Hanafy, Sp.JP(K) mengatakan, pada anak yang menderita aritmia diperlukan perhatian khusus,pasalnya anak-anak akan lebih sulit berkomunikasi apa yang dirasakan.
Umumnya, pada anak-anak dengan gangguan irama jantung bisa terlihat sering gelisah dan merasa tidak nyaman, anak tidak aktif, aktivitas kurang.
Pada kasus aritmia yang kronis bisa mempengaruhi tumbuh kembang anak.
Sehingga ketrampilan orangtua untuk melihat kondisi anak, termasuk menghitung denyut jantung secara sederhana harus diketahui.
“Orangtua harus belajar bagaimana menghitung denyut jantung. Dan ini bisa dipelajari untuk semua orang. Minta diajari ke petugas kesehatan atau keluarga lain yang bisa menentukan denyut jantung pada anak,” kata dokter Dicky saat menjadi pembicara di radio kesehatan dengan tema ‘Kelainan Irama Jantung di Era Pandemi’, Senin (8/2/2021).
Ketika deteksi dini bisa dijalankan dan pengobatan teratur, aritmia pada anak bisa menjadi ringan, bahkan bisa dihentikan pengobatan.
Tentu saja penghentian pengobatan dilakukan atas keputusan dokter, bukan keputusan sendiri. seperti dikemukakan salah satu ibu yang memilliki anak berusia 3 tahun, yang setahun ini, anaknya tidak lagi diberi pengobatan.
Menurut Dokter Dicky, bila sudah diperiksa dan distop pengobatannya, aritmia sudah menjadi ringan. Tapi tetap harus diperhatikan ciri dan tumbuh kembang anak secara umum, dan tetap secara teratur mengukur denyut jantung.