Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Sama-sama Nyeri di Bagian Dada, GERD Sering Dikira Penyakit Jantung

Berbeda pada penyakit jantung yang menyerang organ vital, GERD tidak sampai menimbulkan efek fatal.

Editor: Willem Jonata
zoom-in Sama-sama Nyeri di Bagian Dada, GERD Sering Dikira Penyakit Jantung
TRIBUNNEWS.COM
Ilustrasi nyeri gara-gara asam lambung. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pernah merasa nyeri di bagian dada? Atau terkadang jantung berdetak tidak beraturan dan tiba-tiba denyutnya terasa lebih cepat? 

Jangan langsung mengambil kesimpulan jika itu adalah penyakit jantung.

Bisa saja itu merupakan pertanda jika sedang mengalami  asam lambung atau Gastroesophageal Reflux (GERD).

Gejala GERD memang sering dianggap sebagai penyakit jantung.

Hal ini diungkapkan oleh dr. Hasan Maulahela, Sp. PD- KGEH dalam acara Sains Talk yang diadakan oleh Kompas.com. 

Baca juga: Bukan Penyakit yang Sama, Ini Perbedaan GERD dan Mag

"Rasa nyeri di dada sering dimanifestasikan sebagai sakit jantung. Padahal belum tentu benar karena keduanya sangat berbeda," katanya, Kamis (11/2/2021).

Berita Rekomendasi

Sakit jantung disebabkan aliran darah yang terhambat menuju jantung karena penyumbatan pada pembuluh darah.

Ilustrasi mulas karena Asam Lambung (pixabay/derneuemann)
Ilustrasi mulas karena Asam Lambung (pixabay/derneuemann) (pixabay/derneuemann)

Hal ini menyebabkan jantung kekurangan oksigen dan memicu rasa sakit pada dada.

Sedangkan GERD atau asam lambung adalah kelainan sistim pencernaan yang mempengaruhi aktivitas otot kerongkongan bagian bawah (otot LES).

Asam lambung mengiritasi alat pencernaan hingga kerongkongan.

Berbeda pada penyakit jantung yang menyerang organ vital, GERD tidak sampai menimbulkan efek fatal.

Namun bukan berarti ketika dada terasa sakit malah dianggap sepele. 

Perlu pemeriksaan terlebih dahulu untuk mengetahui apakah gejala nyeri di dada benar GERD atau bukan.

Jadi setelah hasil pemeriksaan keluar, medis bisa menentukan penanganan apa yang bisa diberikan pada pasien.

"Kalau benar GERD, denyut jantung yang berdetak kencang tidak beraturan tadi bisa kembali normal setelah pengobatan," ucapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas