Pernah Jadi Wabah Terbesar dan Paling Kompleks, Kini Merebak Lagi di Afrika, Apa Itu Virus Ebola?
Virus Ebola dilaporkan kembali merebak di kawasan Afrika. Terkonfirmasi 14 Februari lalu tiga orang telah meninggal akibat virus Ebola di Guinea.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
*Cara Penularan*
Virus Ebola ini menular melalui darah dan cairan tubuh lainnya (termasuk feses, saliva, urine, bekas muntahan dan sperma) dari hewan atau manusia yang terinfeksi Ebola.
Virus ini dapat masuk ke tubuh orang lain melalui kulit yang terluka atau melalui membrane mukosa yang tidak terlindungi seperti mata, hidung dan mulut.
Virus ini juga dapat menyebar melalui jarum suntik dan infus yang telah terkontaminasi.
Kelompok yang paling berisiko adalah keluarga, teman, rekan kerja dan petugas medis. Misalnya, mereka yang merawat pasien yang terkena virus Ebola beresiko tertular.
Di rumah sakit, virus ini juga bisa tersebar dengan cepat. Selain itu, penularan juga bisa terjadi jika pelayat menyentuh jenazah yang meninggal karena Ebola. Binatang juga bisa menjadi pembawa virus.
Virus ini mampu memperbanyak diri di hampir semua sel inang. Khususnya kelelawar mampu menularkan virus tersebut. Codot dan kalong termasuk jenis kelelawar besar. Di Afrika, sebagian besar jenis hewan ini membawa virus di dalam tubuhnya, termasuk di antaranya virus Ebola. Tidak seperti manusia, kelelawar kebal terhadap virus-virus tersebut. Karena sering dijadikan bahan makanan, virus yang terdapat pada daging kelelawar dapat dengan mudah menjangkiti manusia.
*Cara pencegahan*
Sama seperti melakukan pencegahan pada Covid-19, pencegahan dan pengendalian infeksi penyakit virus Ebola adalah menghindari kontak langsung dengan pasien.
Melakukan kebersihan tangan (hand hygiene) sesuai prosedur. Ada 5-moments dimana harus dilakukan kebersihan tangan yaitu sebelum kontak pasien, setelah kontak pasien, sebelum melakukan tindakan medis, sesudah kontak dengan bahan infeksius dan setelah kontak dengan lingkungan pasien. Penggunaan APD sesuai dengan prosedur untuk memakai dan melepaskan secara benar.
Bahkan, menghindari kontak langsung dengan penderita maupun jenazah penderita penyakit virus ebola adalah cara yang tepat, karena penyakit ini dapat menular melalui darah dan cairan tubuh lainnya.
Menggunakan alat pelindung diri yang lengkap sesuai SOP dan mencuci tangan sesuai prosedur adalah cara terbaik dalam melindungi diri setelah kontak pasien, sebelum melakukan tindakan medis, sesudah kontak dengan bahan infeksius dan setelah kontak dengan lingkungan pasien.
Melakukan vaksinasi bila hendak bepergian ke daerah/negara terjangkit. Sampel cairan dan jaringan tubuh dari penderita penyakit harus ditangani dengan sangat hati-hati dan sesuai dengan pencegahan dan pengendalian penyakit infeksi.