Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Pemicu Kanker Prostat, Satu di Antaranya Keturunan

Orang yang memiliki riwayat keluarga penderita kanker, berpotensi mengalami penyakit yang sama.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Willem Jonata
zoom-in Pemicu Kanker Prostat, Satu di Antaranya Keturunan
ilustrasi bentuk kanker prostat 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Faktor genetik merupakan satu dari sejumlah pemicu munculnya penyakit kanker pada seseorang, termasuk kanker prostat yang biasa terjadi pada laki-laki.

Orang yang memiliki riwayat keluarga penderita kanker, berpotensi mengalami penyakit yang sama.

Konsultan Dokter Spesialis Uro-Onkologi Siloam Hospitals ASRI, Prof. dr. Chaidir Arif Mochtar, Sp.U (K), PhD mengatakan beberapa penderita kanker prostat memang ada yang berusia di bawah 50 tahun.

Sementara mereka yang berusia lebih dari 50 tahun, mendominasi angka penderita penyakit ini.

"Usia (penderita kanker prostat) memang jarang sekali di bawah 50 tahun dan mungkin ada beberapa kasus yang usianya 40-an," ujar Prof Chaidir, dalam agenda virtual bertajuk "World Cancer Day 2021", Rabu (17/2/2021).

Baca juga: Umumnya Kanker Prostat Dialami Laki-laki Berusia di Atas 50 Tahun

Ia menjelaskan, usia awal 50 tahun dianggap cukup muda untuk usia penderita kanker prostat pada umumnya.

Berita Rekomendasi

"Usia awal 50-an saja menurut kita terlalu muda untuk terkena kanker prostat," jelas Prof Chaidir.

Ilustrasi kanker
Ilustrasi kanker (Bet_Noire)

Jika penderita kanker prostat ini berada pada kategori usia di bawah 50 tahun, biasanya kanker yang dideritanya pun tergolong ganas.

Penelusuran pun harus dilakukan terkait apakah penderita kanker prostat berusia muda ini berasal dari keluarga yang memiliki riwayat penyakit kanker.

"Itu umumnya sifat kankernya sangat ganas, dan yang mungkin perlu ditelusuri adalah apakah bapaknya, atau pamannya atau dari pihak ibu, apa ada yang mempunyai kanker prostat?. Atau dalam keluarganya, baik laki-laki maupun perempuan pernah ada menderita kanker-kanker lainnya, tidak harus prostat," kata Prof Chaidir.

Karena faktor genetik turut menjadi pemicu munculnya kanker pada tubuh seseorang.

"Biasanya itu adalah (faktor) genetik, jadi ada gen yang bisa meng-induksi terjadinya kanker, ada juga gen yang bisa menekan kanker. Kalau gen yang menekan, umumnya menekan gen yang menginduksi ini misalnya terjadi mutasi maka penekanannya akan hilang," papar Prof Chaidir.

Baca juga: Semua Orang Punya Gen Kanker, Apa yang Perlu Diketahui Tentang Itu? Simak Penjelasan Dokter

Gen yang menginduksi terjadinya kanker itu akan lebih berkembang dan lebih merangsang virus pada tubuh.

Ia menyampaikan bahwa pada umumnya, laki-laki yang menderita kanker prostat pada usia di atas 50 tahun, melakukan screening Prostat Specific Antigen (PSA) selama satu hingga dua kali dalam satu tahun.

Ini berlaku bagi penderita kanker prostat yang tidak memiliki riwayat keluarga penderita kanker.

"Kalau pada orang biasa, usia 50 screening paling tidak, sekali setahun atau sekali dua tahun, ini yang normal dan tidak ada risiko faktor keluarga," tutur Prof Chaidir.

Sedangkan bagi laki-laki yang menunjukkan gejala kanker prostat dan memiliki riwayat keluarga penderita kanker, maka screening PSA harus dilakukan sejak usia 40 tahun untuk mendeteksi dini apakah dirinya menderita kanker atau tidak.

"Namun pada laki- laki yanag memiliki riwayat kanker prostat pada keluarga, umur 40 sudah harus screening," pungkas Prof Chaidir.

Hal yang sama pun disampaikan Konsultan Dokter Spesialis Uro-Onkologi di Siloam Hospitals ASRI, dr Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid, Sp.U (K), PhD yang mengatakan kasus kanker prostat ini jarang dialami laki-laki berusia di bawah 50 tahun.

Penyakit kanker prostat disebut cenderung lebih banyak dialami laki-laki berusia di atas 50 tahun, dibandingkan yang berusia muda.

"Usia yang terkena kanker ini memang lebih banyak usia di atas 50 tahun, di bawah 50 tahun namanya kanker itu ada, dan kita pernah mengalami, tapi sangat sangat jarang," ujar dr Rizal, dalam agenda yang sama.

Berdasar pada pengalamannya selama menjalani masa pendidikan hingga menjadi Dokter Spesialis Uro-Onkologi, dirinya hanya menangani tidak lebih dari dua kasus kanker prostat yang dialami laki-laki berusia di bawah 50 tahun.

"Selama saya pendidikan dan selama saya menjadi Urolog, itu baru menangani satu atau dua kasus yang memang usianya di bawah 50 tahun," kata dr Rizal.

Karakteristiknya pun berbeda dengan apa yang dialami pasien kanker berusia lanjut.

"Dan ini memang punya karakteristik yang sangat berbeda dan sangat jarang, jadi jangan khawatir," jelas dr Rizal.

Ia kemudian menjelaskan bahwa laki-laki yang berusia di atas 50 tahun, disarankan melakukan screening terhadap penyakit ini.

Begitu pula laki-laki yang berusia di bawah 50 tahun, namun berasal dari keluarga yang memiliki riwayat kanker prostat.

Idealnya, laki-laki yang memiliki riwayat keluarga pernah menderita kanker prostat, harus melakukan screening pada usia antara 40 hingga 45 tahun.

"Tapi memang screening kanker prostat itu di atas 50 tahun, tapi kalau sudah memiliki orang tua atau keluarga yang sedarah, misal paman, dari ibu langsung, dari bapak langsung, nah itu sudah boleh kita screening dari usia 40-45 tahun," tegas dr Rizal.

Mereka yang berpotensi menderita penyakit ini diharapkan melakukan pemeriksaan Prostat Specific Antigen (PSA) yakni tes darah yang selalu digunakan untuk screening kanker prostat.

Tes ini dilakukan tidak hanya kepada laki-laki yang telah merasakan gejala, namun juga kepada yang belum merasakan namun memiliki faktor genetik keluarga yang pernah menderita kanker prostat.

Pemeriksaan ini akan mengukur jumlah PSA dalam darah pasien.

"Cukup dengan hanya pemeriksaan PSA, dan usia 40 tahun kan sudah mulai disarankan untuk medical check up ya. Jadi malah justru menambah keyakinan," papar dr Rizal.

Lebih lanjut ia kembali menyampaikan bahwa kasus kanker prostat lebih banyak dialami oleh laki-laki berusia di atas 50 tahun.

"Jadi memang usia lanjut yang lebih banyak, usia muda bisa terjadi tapi boleh dikatakan sangat jarang. Pengalaman saya jadi Urolog, itu baru satu atau dua kasus yang saya temukan di bawah usia 50 tahun," pungkas dr Rizal.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas