Apa Itu Scabies? Penyakit Kulit yang Menjangkit 84 Warga Pontianak Barat
Tak hanya orang dewasa dan remaja, penyakit bernama scabies juga mulai menjangkit anak-anak dan balita.
Penulis: Nuryanti
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Sebanyak 84 warga di Gang Pisang Berangan, Kelurahan Sungai Jawi Luar, Kecamatan Pontianak Barat, terkena penyakit gatal-gatal di bagian kulit.
Tak hanya orang dewasa dan remaja, penyakit bernama scabies ini juga mulai menjangkit anak-anak dan balita.
Rata-rata warga terkena di bagian kaki, tangan, siku, hingga ke bagian tubuh lainnya.
Diwartakan Kompas TV, satu di antara anak sempat mengalami demam, karena infeksi kulit telah menjalar dari jari hingga ke badan.
Berdasarkan pemeriksaan awal, penyakit yang diakibatkan oleh kutu ini dibawa seorang anak warga yang bersekolah dari luar daerah.
Lalu, apa itu penyakit Scabies?
Mengutip laman resmi RSUP Dr Sardjito, Scabies merupakan penyakit kulit.
Penyakit ini ditandai dengan gatal intens dan disebabkan oleh kutu kecil bernama Sarcoptes Scabiei yang tidak bisa terlihat dengan mata telanjang.
Penyakit gatal ini bereaksi kuat saat di malam hari, tanda gatalnya dengan muncul pelinting-pelinting kecil atau seperti bentolan di gigit nyamuk.
Namun, pada scabies ini bentolannya sangat banyak dan berada di kulit-kulit tipis seperti sela-sela jari, pergelangan tangan, ketiak, dan untuk laki-laki gatalnya di daerah kelamin.
Baca juga: Menkes : Lansia yang Penuhi Kriteria, Kritis dan Rawan Penyakit, Diprioritaskan Vaksinasi Covid-19
Baca juga: Lakukan 4 Rutinitas Malam Ini sebelum Tidur, Dapat Membuat Kulit Tampak Lebih Bersih
Baca juga: 11 Manfaat Buah Rambutan bagi Kesehatan, Cegah Berat Badan Naik hingga Menyehatkan Kulit
Penyakit ini banyak menjangkit orang yang berada di tempat-tempat ramai seperti asrama, pesantren, dan indekos atau di lingkungan yang bermasalah dengan kebersihan.
Jika hanya satu orang disembuhkan namun beberapa lainnya tidak, hasilnya akan tetap tidak bisa sembuh, karena penyakit ini menular.
Sarcoptes Scabiei membutuhkan tempat yang hangat untuk bertelur, maka dari itu biasanya kutu ini muncul di lipatan-lipatan.
Sarcoptes Scabiei bertelur dan membuat terowongan di kulit dan bahan serpihan yang dikeluarkan itu yang menyebabkan alergi, gatal dan keinginan untuk menggaruk adalah reaksi dari alergi tersebut.
Penularan terjadi dengan kontak kulit melalui individu yang terkena, atau kutu yang jatuh di pakaian, seprei atau barang-barang individu yang dipakai bersama-sama.
Gatal pada kulit ini harus benar-benar diputus rantainya, karena jika tidak gatalnya akan seumur hidup.
Cara memutuskan pertumbuhan kutu ini, dengan mencuci semua pakaian, handuk, seprei orang yang terkena scabies dengan air panas, menjemur tempat tidur di bawah sinar matahari dikarenakan kutu ini akan mati dengan panas diatas 50 derajat celcius.
Pada orang dewasa gejala scabies lebih sedikit ringan.
Sedangkan, pada anak-anak gejalanya bisa sangat gatal, tidur tidak nyenyak, dan kualitas hidup menjadi terganggu.
Baca juga: Cara Mudah Merawat Kulit Wajah yang Kering
Baca juga: Apa Itu Eksfoliasi? Berikut Sederet Manfaat Melakukan Eksfoliasi pada Kulit Wajah
Baca juga: 7 Manfaat Air Jeruk Nipis Bagi Kesehatan, Meremajakan Kulit dan Dapat Menurunkan Berat Badan
Scabies dikatakan parah saat tertimpa penyakit infeksi sekunder dengan benjolan bernanah.
Pada orang-orang immunocompremaised atau daya tahan tubuhnya turun, dengan masalah imunologis manifestasi scabiesnya akan lebih parah bahkan sampai kepada tahap scabies norwegia yang sangat tebal dan banyak.
Pengobatannya dengan obat-obatan pemusnah kutu sarcoptes scabiei ini dioleskan secara rutin pada kulit minimal seminggu satu kali sampai sembuh atau segala kutu hingga bekas-bekasnya yang masih gatal hilang.
Menjaga kebersihan adalah hal yang paling diperlukan untuk menghindari penyakit ini.
(Tribunnews.com/Nuryanti)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.