Hari Ginjal Sedunia Momen Tepat Pemerintah dan Organisasi Pasien Saling BersinergI
Sampai saat ini pemerintah dinilai masih belum merangkul pasien untuk terlibat aktif di dalam proses pembuatan dan pembahasan kebijakan.
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA- Tiap tahun, angkat orang yang menderita penyakit ginjal terus meningkat.
Pemerintah sepertinya harus lebih banyak perhatian pada perkembangan penyintas penyakit ginjal yang ada di Indonesia.
Hal ini dikemukakan oleh Sekjen Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI), Petrus Hariyanto. Pada tahun 2017, jumlah pasien aktif adalah 77.892 dan pasien baru 30.831.
Tahun 2018 mengalami peningkatan sebanyak 135.486 dengan pasien baru 66.433. Tahun 2019 tercatat naik menjadi 185.901 pasien aktif, sedangkan pasien baru menjadi 69.124.
Baca juga: Lalui Prosedur Panjang, Penyintas Ginjal Tak Bisa Cuci Darah, Tragisnya Meninggal Negatif Corona
Baca juga: Komunitasi Cuci Darah Sambut Baik Pasien Penyakit Ginjal Kronik Dapat Diberi Vaksin Covid-19
Karenanya, Ketua Umum KPCDI, Tony Richard Samosir menilai, Hari Ginjal Sedunia pada tahun ini perlu dijadikan sebagai momentum untuk saling bekerjasama.
Baik itu dari lembaga penyedia kesehatan hingga pemerintah. Satukan tujuan meningkatkan pelayanan kesehatan yang baik untuk pasien. Serta mengajak pola hidup yang sehat pada masyarakat.
Menurut Tony, sampai saat ini pemerintah masih belum merangkul pasien untuk terlibat aktif di dalam proses pembuatan dan pembahasan kebijakan.
Padahal, bagi Tony pasien adalah orang pertama yang merasakan efek dari kebijakan yang kurang berpihak kepada masyarakat.
“Ingatlah, pada akhirnya semua orang, baik itu si kaya atau si miskin akan menjadi seorang pasien yang terbaring lemah. Pada saat itu pula mereka membutuhkan fasilitas pelayanan kesehatan yang optimal dari negara,” tegas Tony di Jakarta, Rabu (10/3/2021).
Pemerintah harus segera aktif merangkul organisasi pasien. Tujuannya adalah agar pasien terlibat dan dapat memberikan masukkan. Tentunya untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat itu sendiri.