Mengetahui Perbedaan Hipospadia dan Transgender
Mantan pemain voli putri Indonesia Aprilia Manganang dipastikan seorang laki-laki. Ia dinyatakan mengalami kelainan hipospadia.
Editor: Willem Jonata
Untuk kasus sedang hingga berat, terapi pembedahan merupakan satu-satunya yang paling direkomendasikan.
Sedangkan transgender, bukanlah sebuah penyakit fisik yang dapat diobati.
Hal ini diungkapkan oleh Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa RS Awal Bros Bekasi Barat, dr Alvina Sp.KJ, dilansir dari Kompas.com
Transgender merupakan gangguan konsep pada jati dirinya. Dimana laki-laki lebih suka berperan sebagai perempuan dalam kehidupan sehari-hari.
Begitu pula sebaliknya, perempuan yang lebih suka berperan sebagai laki-laki.
Berbeda pada hipospadia yang mengalami kecacatan alat kelamin, tapi tidak dengan transgender.
Secara fisik, mereka adalah laki-laki serta memiliki alat kelamin layaknya laki-laki. Namun, secara orientasi seksual dan identitas, mereka merasa gendernya adalah perempuan.
Untuk memiliki gender yang diharapkan, tindakan yang biasanya dilakukan adalah operasi alat kelamin.
Karenanya transgender sama sekali tidak berhubungan dengan kondisi biologis. Melainkan lebih berhubungan pada kebutuhan untuk mengekspresikan identitas gender.