Penderita Diabetes Perlu Rajin Senam, Berfokus Pada Gerakan Otot Besar
Senam diabetes bertujuan membuat penderita penyakit ini aktif bergerak sehingga metabolisme dalam tubuh juga lebih baik.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Hasiolan Eko Purwanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Para penderita diabetes dianjurkan agar rajin berolahraga senam, terutama dengan gerakan-gerakan senam yang berfokus pada otot-otot besar pada badan.
"Senam diabetes mirip dengan senam biasa, tetapi gerakannya berfokus pada sejumlah otot besar. Gerakan senam ini juga dilakukan dengan berirama dan berkesinambungan dalam waktu yang lama," tutur Citra Rosseline, instruktur senam dan penggiat kesehatan. Senin (22/3/2021).
Citra menjelaskan, senam diabetes bertujuan membuat penderita penyakit ini aktif bergerak sehingga metabolisme dalam tubuh juga lebih baik.
"Manfaat gerakan senam yang akan dirasakan antara lain membantu mengontrol gula darah, menurunkan kadar glukosa dalam darah dan menjaga keseimbangan berat badan." ujarnya.
Seperti yang dia lakukan akhir pekan lalu, Citra Rosseline bersama 70 peserta webinar Kesehatan Siloam Hospitals Putera Bahagia Cirebon melakukan senam diabetes secara live, Sabtu (20/3/2021).
Baca juga: Hipertensi dan Diabetes Jadi Penyebab Penyakit Gagal Ginjal Kronis, Ini Penjelasan Dokter
Baca juga: Idap Diabetes, Zumi Zola: Ke Mana-mana Saya Selalu Bawa Insulin
Pemaparan senam diabetes dilakukan guna mengetahui manfaat dari gerakan yang dilakukan para peserta sebelum mendapatkan informasi yang menarik dari sesi edukasi webinar bertajuk "Diabetes dan Senam Diabetes" yang digelar manajemen rumah sakit tersebut, di Cirebon.
Cegah dan Ketahui Gejalanya
Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia ( peningkatan gula darah) yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya.
DM disebabkan oleh gagalnya organ pankreas memproduksi jumlah hormon insulin secara memadai dan berdampak pada peningkatan kadar glukosa dalam darah.
DM merupakan salah satu penyakit tidak menular dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting diperhatikan.
Baca juga: Pasien Diabetes Butuh Prosedur Terapi Insulin yang Lebih Sederhana
Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari Siloam Hospitals Putera Bahagia Cirebon, Dr. Indraji Dwi Mulyawan, Sp.PD., MKes., FINASIM mengatakan penyakit DM yang tidak terkontrol dapat menyebabkan komplikasi akut dan komplikasi menahun / kronis.
"Komplikasi akut ini berbahaya. Karena sifatnya mendadak dan dapat membahayakan kehidupan manusia. Adapun komplikasi menahun, selain mengganggu kualitas hidup, penanganan diabetes mellitus ini memerlukan biaya yang relatif besar," ungkap Indraji Dwi Mulyawan mengingatkan.
Pada sesi presentasinya, Indraji melanjutkan agar penanganan pada pasien diabetes dilakukan secara kontinyu dan terarah mengingat di masa Pandemi Covid-19, pengidap diabetes disertai penyakit jantung, beresiko dan sangat rentan terpapar virus Corona yang dapat merusak organ tubuh.
"Kadar glukosa darah yang gampang naik atau turun meningkatkan risiko komplikasi dari Covid-19 bagi pasien diabetes pengidap penyakit jantung. Salah satu contoh ,peradangan kronis akan semakin lebih cepat," tutur Indraji menjawab pertanyaan salah satu peserta webinar.
Dokter spesialis penyakit dalam yang berpraktek tetap di Siloam Hospitals Putera Bahagia Cirebon ini menjelaskan, gejala klasik dari DM meliputi 3P, yaitu poliuri (banyak buang air kecil terutama malam hari), polidipsi (mudah haus), poliphagi (mudah lapar).
Gejala tidak spesifik lain yang juga dapat muncul pada penderita DM antara lain penurunan berat badan secara cepat, mudah lelah, kesemutan pada kaki dan tangan, gatal–gatal, penglihatan menjadi kabur, impotensi, luka sulit sembuh, keputihan, atau penyakit kulit akibat jamur terutama pada daerah lipatan kulit.
"Penanganan yang terbaik adalah dengan segera berkonsultasi dengan dokter apabila mengalami gejala dan dengan menyampaikan keluhan yang masih berlangsung atau masih terus dirasakan," dokter Indraji mengingatkan.
Diagnosis Diabetes dilakukan dokter pada seseorang dengan melakukan wawancara medis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan darah dan urine.