Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Tembus 10 Juta Vaksin, Indonesia Masuk 4 Besar Negara Terbanyak Vaksinasi

Indonesia telah berhasil masuk ke dalam 4 negara terbanyak melakukan vaksinasi di luar negara produsen vaksin.

Editor: Content Writer
zoom-in Tembus 10 Juta Vaksin, Indonesia Masuk 4 Besar Negara Terbanyak Vaksinasi
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Petugas dari Dinas Kesehatan Kota Bandung melakukan layanan penyuntikan Vaksin Sinovac dosis pertama kepada pelayan publik pada pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 Tahap Kedua di Hotel El Royale, Jalan Merdeka, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (9/3/2021). Pada kegiatan ini, sebanyak 1.100 petugas pelayan publik menerima vaksinasi Covid-19 dosis pertama, yang terdiri dari berbagai unsur seperti Satpol PP, PD Kebersihan, Organda, Dishub, Diskar PB, Cagar Budaya, PDAM, pekerja pariwisata, dan dosen perguruan tinggi. Penyuntikan vaksin ini terus dilakukan untuk mengejar target vaksinasi Covid-19 tahap kedua tuntas pada Mei 2021. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin melaporkan perkembangan terkait program vaksinasi nasional ke Presiden Joko Widodo, Senin (29/3). Usai pertemuan tersebut, Menkes menyampaikan, pemerintah menyampaikan perkembangan program vaksin nasional yang sudah mencapai angka 10 juta vaksin.

Indonesia telah berhasil masuk ke dalam 4 negara terbanyak melakukan vaksinasi di luar negara produsen vaksin. Brazil, Turki dan Jerman adalah tiga besar negara yang berhasil memenuhi target vaksin di masing-masing negara.

Alhamdulillah, hari ini vaksinasi menembus 10 juta, dengan kecepatan harian mendekati 500 ribu penyintikan per hari. Sehingga diharapkan di bulan Maret dan April, di mana ketersediaan vaksin 15 juta per bulan, kita sudah sesuai kecepatan penyuntikannya,” ujar Budi.

Meskipun begitu, Budi juga melaporkan kepada Presiden Jokowi bahwa ada faktor eksternal yang berpotensi menghambat laju vaksinasi nasional. Di beberapa negara di Eropa terjadi lonjakan kasus Covid-19, sehingga mulai terjadi embargo vaksin. Lonjakan kasus disebabkan salah satunya akibat mobilitas yang terlalu agresif di negara-negara tersebut. Hal itu menurutnya bisa menganggu kedatangan vaksin beberapa bulan kedepan, terutama dari negara-negara yang memberlakukan embargo.

“Jadi kita harus hati-hati mengatur pemberian vaksin agar tidak terjadi kekosongan vaksin. Selain itu, arahan Presiden kita jangan sampai kehilangan momentum perbaikan lewat PPKM, jangan sampai terjadi lonjakan penularan lagi seperti di Eropa,” kata Budi.

Budi berpesan kepada masyarakat, khususnya kelompok lanjut usia (lansia) agar berkenan mendapatkan vaksin untuk menekan jumlah wafatnya lansia di Rumah Sakit. Ia juga berpesan pada seluruh masyarakat tetap disiplin menerapkan protokol 3M meskipun telah mendapatkan vaksin.

“Tolong dibantu semua orang tuanya, semua yang diatas 60 tahun segera diajak vaksinasi. Kita konsentrasi pemberian vaksinasi ke lansia, karena akan menurunkan jumlah yang wafat di Rumah Sakit. Kalau kita segera vaksinasi lansia, akan sangat kecil tekanan di Rumah Sakit dan tenaga kesehatan kita,” imbau Budi.

Berita Rekomendasi

“Pesan saya, meskipun sudah vaksin, tetap pakai masker, jaga jarak dan cuci tangan. Vaksin bukan membuat kita kebal tidak mungkin kena, tapi karena antibodi kita baik, bisa cepat sembuh tanpa harus dirawat di Rumah Sakit,” tutup Budi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas