Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

KT&G Sangsang Univ. Indonesia Ajak Masyarakat Berani Vaksin dan Tidak Skeptis Terhadap Virus Corona

KT&G Sangsang Univ. Indonesia melalui salah satu program yang bernama Sangsang Volunteer mengadakan kegiatan sosial dengan memberikan edukasi vaksin

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in KT&G Sangsang Univ. Indonesia Ajak Masyarakat Berani Vaksin dan Tidak Skeptis Terhadap Virus Corona
dok. Sangsang Univ. Indonesia
KT&G Sangsang Univ. Indonesia Ajak Masyarakat Berani Vaksin dan Tidak Skeptis Terhadap Virus Corona 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - KT&G Sangsang Univ. Indonesia melalui salah satu program yang bernama Sangsang Volunteer mengadakan kegiatan sosial dengan memberikan edukasi vaksin dan pencegahan Covid-19 yang dapat dilakukan sedini mungkin beberapa waktu lalu.

Sudah berjalan lebih dari dua bulan program vaksinasi pemerintah digalakkan, hingga kini sebanyak 10,7 juta orang Indonesia telah menerima vaksin per 30 Maret 2021.

Sedangkan proses vaksinasi di Indonesia saat ini berada di tahap 2. Yang mana vaksinasi diperuntukkan bagi lansia dan petugas pelayanan publik yang secara langsung memberikan pelayanan kepada masyarakat. Vaksinasi tahap 2 sendiri diharapkan dapat selesai pada bulan Mei 2021.

Pemberian vaksin sendiri tidak hanya diperuntukkan bagi anak muda yang sehat, tetapi vaksin juga diberikan kepada mereka yang sudah lanjut usia. Menjawab kekhawatiran segelintir orang yang enggan disuntik vaksin, KT&G Sangsang Univ. Indonesia menghadirkan tenaga kesehatan dari Rumah Sakit di Jakarta untuk memberikan edukasi dan sosialisasi mengenai vaksin.

Edukasi vaksin diberikan oleh perwakilan tenaga medis dari Rumah Sakit Harapan Jayakarta dan Rumah Sakit Medistra. Diharapkan dengan adanya edukasi dan sosialisasi vaksin serta pencegahan penularan Covid-19 ini masyarakat lebih peduli dengan menerapkan protokol kesehatan 3M dan dapat menjawab kekhawatiran terhadap vaksin Covid itu sendiri.

Menurut Dokter Medical Check Up (MCU) Rumah Sakit Medistra, dr. Indrayati Handojo ada beberapa proses yang dilalui penerima vaksin yakni proses screening. Proses ini nantinya akan menjadi penentu apakah seseorang bisa mendapatkan vaksin atau tidak.

Karena pada praktiknya tidak semua kelompok atau golongan penerima vaksin bisa mendapat vaksin dengan segera. Calon penerima vaksin akan menjawab 16 pertanyaan yang diajukan.

Berita Rekomendasi

Memiliki alergi atau tidak juga menjadi salah satu pertanyaan yang akan diajukan. Pertanyaan ini diberikan untuk meminimalisir efek samping yang ditimbulkan setelah suntik vaksin. Dan biasanya efek samping yang dialami juga tidak terlalu mengkhawatirkan.

"Ketika kita jadi penerima vaksin, itu belum tentu bisa langsung disuntik. Kita harus cek dulu bagaimana kondisi si penerima. Kalau ada kriteria yang belum memungkinkan, biasanya kami minta untuk tunggu, barangkali kondisinya membaik. Supaya ketika dicek lagi kondisi tubuhnya dia bisa disuntik," ungkap Indrayati Handojo.

Lebih lanjut, tenaga kesehatan dari Rumah Sakit Harapan Jayakarta (RSHJ), dr. Jatu Sarasanti, MARS mengatakan program vaksin dilakukan untuk dapat meningkatkan imunitas tubuh dan mencegah serta memutuskan rantai penularan Covid-19 sebanyak 65 persen.

KT&G Sangsang Univ. Indonesia Ajak Masyarakat Berani Vaksin dan Tidak Skeptis
KT&G Sangsang Univ. Indonesia Ajak Masyarakat Berani Vaksin dan Tidak Skeptis Terhadap Virus Corona

Meski demikian, kedua tenaga medis sangat menganjurkan masyarakat khususnya orang yang sudah menerima vaksin untuk tetap menerapkan protokol kesehatan 3M. Karena untuk mengakhiri pandemi Covid-19, semua kalangan perlu mendapatkan vaksin dan tetap menerapkan protokol kesehatan.

Mendapat vaksin lebih dulu, Irene Rosebud Admi Hermes, tenaga non medis di Rumah Sakit Husada menceritakan pengalamannya menjadi penerima vaksin tahap pertama.

“Jujur, saat itu aku merasa deg-degan karena vaksin ini kan benda asing yang akan masuk ke tubuh aku. Bersyukurnya efek samping yang aku rasakan cuma pegal dan rasa kantuk. Tapi setelahnya sudah baik-baik saja.” ujar wanita 26 tahun itu.

Antusiasme juga disampaikan Galih Dwinanda Ramdhani Sudrajat, ketua Sangsang Volunteer di kegiatan volunteer KT&G Sangsang Univ. Indonesia.

“Aku seneng banget sih, Indonesia saat ini memiliki program vaksinasi. Yang mana vaksin memberikan semangat dan harapan baru bagi banyak orang untuk dapat beraktivitas seperti semula.” jelas mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran, Bandung itu.

Dengan tagline #Aku Muda, Aku Dukung Vaksinasi, Sangsang Volunteer dan Sangsang Friends memberikan dukungan untuk menyukseskan program vaksinasi pemerintah.

Tidak hanya memberikan edukasi dan sosialisasi vaksin, KT&G Sangsang Univ. Indonesia juga memberikan donasi berupa masker KF94, hand sanitizer, dan juga sarung tangan medis masing-masing senilai Rp5.000.000. Donasi diberikan kepada tenaga medis dari Rumah Sakit Medistra dan Rumah Sakit Harapan Jayakarta.

Sebagai perwakilan tenaga kesehatan Rumah Sakit Harapan Jayakarta, dr. Jatu Sarasanti, MARS mengucapkan terima kasih atas donasi yang diberikan.

“Terima kasih KT&G Sangsang Indonesia atas donasi yang diberikan. Pastinya para nakes kami akan senang karena donasi ini sangat berharga untuk kami yang menjadi garda terdepan.” ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas