Tiga Kondisi Tertentu Berisiko Alami Gejala Berat Saat Terkena Malaria, Satu di Antaranya Ibu Hamil
Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk mengandung parasit bernama Plasmodium.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk mengandung parasit bernama Plasmodium.
Saat menderita malaria, tubuh akan menggigil secara hebat.
Kemudian alami demam bahkan bisa mencapai hingga 39-40 derajat celcius, serta banyak mengeluarkan keringat dingin.
Malaria berpotensi mengakibatkan komplikasi berat yang bisa mengenai otak dan kegagalan dari fungsi organ yang lain.
Bahkan dapat menyebabkan pendarahan ginjal dan gangguan urine.
Baca juga: Hari Malaria: Menkes Sebut Malaria Serupa dengan Covid-19, Berikut Kesamaannya
Malaria juga berkaitan dengan kekurangan gula yaitu hipoglucemia.
Selain itu penyakit ini juga dapat menyebabkan terjadinya kekurangan cairan karena pendarahan sampai dehidrasi.
Lantas benarkah jika penyakit Malaria berakibat fatal bagi ibu hamil?
Menurut dr. H. I. Firmansyah , SH, MH, Sp. PD, KPTI, FINASIM, terdapat kejadian khusus yang terjadi pada malaria.
Pasien menderita malaria namun juga berada dalam satu dari tiga kondisi, yakni ibu hamil, penderita HIV, dan malnutrisi.
Tiga kondisi itu biasanya lebih berisiko sehingga punya prosedur kesehatan yang cukup berbeda.
Pasien yang hamil tertular malaria akan akan mengalami gejala lebih berat. Begitu pula pada bayi atau anak-anak.
"Hal ini dikarenakan orang-orang yang masuk dalam kategori tersebut mudah sekali terkena dehidrasi. Sehingga kondisi menyebabkan kelainan pada fungsi organ dan fisik," katanya katanya dalam live streaming Radio Kesehatan, Rabu (28/4/2021).