Kontrol Asupan Kalori dan Nutrisi Bisa Cegah Risiko Hipertensi pada Ibu Hamil
Pola makan yang kaya sayur dan ikan mengurangi kemungkinan terkena hipertensi gestasional sebesar 14% dan pre-eklamsia sebesar 21%
Penulis: Willem Jonata
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hipertensi saat ini masih berpotensi terjadi pada ibu hamil.
Dibandingkan negara maju, angka kejadian pre-eklamsia atau hipertensi pada kehamilan di negara berkembang lebih tinggi.
"Seperti Indonesia yang persentasenya mencapai sekitar 7 - 10 persen," kata dr. Johanes Chandrawinata, MND, SpGK, sebagai Dokter Spesialis Gizi Klinik di Melinda Hospital Bandung saat Webinar Event Peran Gizi Sebagai Langkah Pengendalian Hipertensi dan Menjaga Sistem Imun dalam Kehamilan belum lama ini.
Johanes mengatakan, untuk mengontrol asupan kalori dan nutrisi lainnya sangat penting untuk mencegah risiko hipertensi pada kehamilan.
Ada beberapa cara untuk mencegah hipertensi dalam kehamilan, serta meningkatkan imunitas ibu dan janin yang dikandungnya.
Baca juga: Duduk Perkara Ibu Melahirkan di Halaman Rumah Sakit Yogyakarta
"Salah satu caranya adalah dengan menerapkan pola makan yang memperbanyak sayuran dan ikan, dan strategi diet rendah garam," katanya.
Dikatakannya, di sebuah penelitian menunjukkan bahwa pola makan yang kaya sayur dan ikan mengurangi kemungkinan terkena hipertensi gestasional sebesar 14% dan pre-eklamsia sebesar 21%.
Diterangkan, melakukan diet rendah garam juga menjadi salah satu cara untuk mencegah munculnya penyakit degenerative seperti hipertensi, dengan mencegah hal tersebut, peluang kita untuk menjaga sistem imun semakin tinggi.
Sudah banyak penelitian tentang penurunan asupan natrium (garam). Contoh, Halim dkk dalam penelitian terbaru tahun 2020, Journal of Food Science juga membuktikan peran MSG dalam menjaga rasa nikmat pada makanan walaupun kadar natrium nya dikurangi antara 30-60%.
Baca juga: Rutin Cek Tekanan Darah Penting Dilakukan, Terutama Bagi Orang dengan Riwayat Hipertensi
"Dari penelitian tersebut, dapat kita simpulkan bahwa penurunan asupan garam dapat dicapai tanpa harus mengorbankan cita rasa makanan dengan penambahan MSG secukupnya,” ucap Johanes.
Katarina Larasati, Public Relations Manager PT Ajinomoto Indonesia mengatakan, webinar diperuntukkan bagi bidan & mahasiswi kebidanan karena kami merasa perlu menyebarkan fakta yang benar dan informatif tentang MSG dan bumbu umami yang akan mendukung ibu-ibu di Indonesia untuk tetap sehat, bahkan di situasi pandemi COVID-19.
"Selain itu, Kami berharap bidan & mahasiswi kebidanan dalam webinar ini dapat menyebarkan fakta informatif dan fakta ilmiah tentang apa yang kami sampaikan hari ini kepada masyarakat luas,” katanya.