Edukasi Healthy Aging Penting bagi Masyarakat agar Tetap Sehat dan Produktif di Usia Senja
Kebutuhan nutrisi maupun aktivitas fisik harus dipenuhi secara baik untuk kurangi risiko kesehatan pada kelompok pre-senior (usia dewasa) dan senior.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat seseorang mulai memasuki usia senior atau lanjut usia (lansia), perubahan fisiologis pun tidak dapat dihindari.
Mulai dari menurunnya fungsi tubuh, berubahnya komposisi tubuh, hingga berubahnya kebutuhan asupan gizi.
Jika ini tidak diperhatikan, maka dapat mengganggu kesehatan saat memasuki periode tersebut.
Baca juga: Mengenal Healthy Aging yang Jadi Fase Penting Saat Lansia
Oleh karena itu, kebutuhan nutrisi maupun aktivitas fisik harus dipenuhi secara baik untuk mengurangi risiko kesehatan pada kelompok pre-senior (usia dewasa) dan senior.
Perlu diketahui, risiko kesehatan yang dapat muncul saat seseorang memasuki usia lanjut ini di antaranya berkurangnya status gizi, terkena penyakit mobilitas, mengalami gangguan konsentrasi, hingga mengidap penyakit tidak menular.
Melihat kurangnya pemahaman para dokter dan tenaga kesehatan (nakes) dalam mengedukasi masyarakat terkait pentingnya persiapan sebelum memasuki usia senja, Indonesia Medical Education and Research Institute (IMERI) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) pun meluncurkan modul Healthy Aging.
Baca juga: Ahli Kesehatan Rusia: Cuaca Panas dan Covid-19 Berpotensi Sebabkan Komplikasi Fatal Pasien Lansia
Ketua Tim Penyusun Healthy Aging Module, dr. Agian Jeffilano Barinda, Ph.D., mengatakan bahwa tenaga kesehatan memiliki peranan penting dalam mengedukasi masyarakat.
Edukasi ini perlu dilakukan agar dapat mengantisipasi tantangan kesehatan pada masyarakat berusia 45 tahun ke atas.
"Modul Healthy Aging disusun sebagai panduan pembelajaran untuk berjalan di platform daring Massive Open Online Course (MOOC) yang telah disiapkan oleh Klaster Center of E-Learning IMERI FKUI," ujar dr. Agian, dalam 'Webinar dan Launching Healthy Aging Module', Rabu (28/7/2021).
Platform daring ini dibutuhkan untuk memfasilitasi pelaksanaan pelatihan modul Healthy Aging agar dapat menjangkau para dokter dan tenaga kesehatan secara luas di seluruh wilayah Indonesia.
"Sehingga, para tenaga kesehatan tersebut dapat memiliki pengetahuan yang adekuat (memadai) mengenai berbagai aspek penting, baik dari segi penyakit yang terjadi akibat pertambahan usia pada populasi lansia maupun strategi intervensinya," kata dr. Agian.
Sehingga dokter dan nakes pun mampu memberikan edukasi dan tata laksana yang sesuai di rumah sakit dan fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) lainnya.
Baca juga: Tips agar Stamina Tubuh Tetap Bugar Setiap Hari, Mulai Yoga dan Mengkonsumsi Makanan Bergizi
Peluncuran modul ini didukung pula oleh Danone Indonesia melalui PT. Nutricia Indonesia Sejahtera.
Modul ini berisi materi pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan para dokter dan tenaga kesehatan (nakes) dalam memberikan edukasi serta tata laksana pada pasien usia lanjut.
Khususnya pola penanganan pasien berusia lebih dari 45 tahun di rumah sakit dan institusi pelayanan kesehatan.
Hasil dari studi Healthy Aging yang dilakukan pada 2020 menunjukkan bahwa pemahaman dan pengetahuan dokter umum terhadap konsep healthy aging masih belum optimal.
Padahal, dokter umum di Indonesia diharapkan menjadi garda terdepan yang bisa mengedukasi tentang konsep healthy aging kepada masyarakat.
Istilah healthy aging atau tetap sehat seiring bertambahnya usia telah menjadi sorotan di beberapa negara, ini terlihat pada Healthy Aging Decade yang dilakukan oleh WHO dan UN (2021 - 2030).
Healthy aging decade ini berfokus pada usaha kolaboratif untuk mempersiapkan healthy aging, dengan orientasi penduduk usia tua tetap dapat produktif, kualitas hidup tetap baik, dan tidak menjadi beban bagi perekonomian negara.