Survei: Efek Samping Dosis Booster Vaksin Pfizer Mirip Dosis Kedua
Israel kini menjadi tempat pengujian untuk dosis booster sebelum disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, TEL AVIV - Israel mulai memberikan vaksinasi dosis ketiga (booster) kepada kelompok usia di atas usia 60 tahun sekitar 10 hari yang lalu, sebagai bagian dari upaya untuk memperlambat penyebaran varian baru virus corona (Covid-19) B.1.617.2 (Delta) yang sangat menular.
Langkah ini membuat Israel menjadi tempat pengujian untuk dosis booster sebelum disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat (AS).
Dikutip dari Channel News Asia, Senin (9/8/2021), penyedia layanan kesehatan terbesar Israel, Clalit mengatakan pada hari Minggu kemarin bahwa mereka telah memberikan dosis ketiga vaksin Pfizer-BioNTech kepada lebih dari 240.000 orang.
Ada sekitar 4.500 orang, yang seluruhnya menerima booster pada periode 30 Juli hingga 1 Agustus 2021 menjawab pertanyaan dan diikutsertakan dalam survey lembaga itu.
Baca juga: Jepang Mulai Siapkan 200 Juta Dosis Vaksin Booster Tahun 2022
Sebanya 88 persen peserta survei tersebut mengatakan bahwa pada hari-hari setelah menerima dosis booster, mereka merasakan efek samping yang 'mirip atau lebih baik' dari apa yang dirasakan setelah dosis kedua.
Baca juga: Abaikan Seruan WHO, Negara-negara Ini Tetap Berencana Gunakan Vaksin Booster
Sebanyak 31 persen melaporkan beberapa efek samping, yang paling umum dirasakan yakni rasa sakit di area suntikan.
Baca juga: Daftar Negara yang Lanjutkan Booster atau Vaksinasi Covid-19 Dosis Ketiga, Meski WHO Tak Menyarankan
Lalu sekitar 0,4 persen mengatakan mereka mengalami kesulitan bernafas, dan 1 persen mengaku mencari perawatan medis karena merasakan satu atau lebih untuk efek sampingnya.
Kepala Inovasi Clalit, Ran Balicer menyampaikan bahwa meskipun hasilnya masih 'awal dan dilaporkan sendiri', para peserta itu melakukan perbandingan efek samping dengan dosis kedua dan ternyata dalam banyak kasus 'hasilnya serupa'.
"Meskipun kami belum memiliki penelitian jangka panjang tentang efektivitas dan keamanan dosis booster, untuk manajemen risiko pribadi pada setiap orang berusia 60 tahun ke atas, temuan ini terus menunjukkan manfaat dibandingkan efek sampingnya," kata Balicer.
Tentunya ditambah pula perilaku disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan.
Simak juga talkshow bersama Ketua PP PERKI terkait vaksinasi terhadap penderita penyakit jantung