IDAI: Meski Positif Covid-19, Ibu Tetap Bisa Beri ASI Eksklusif untuk Anak
Ia menegaskan regulasi perlindungan hak anak untuk mendapat ASI di Indonesia diatur dalam Undang-undang No.34 tahun 2009 tentang Kesehatan.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Satuan Tugas (Satgas) ASI Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Elizabeth Yohmi, Sp.A menjelaskan ibu yang dinyatakan positif Covid-19 tetap aman menyusui atau memberi ASI eksklusif.
Ia menegaskan regulasi perlindungan hak anak untuk mendapat ASI di Indonesia diatur dalam Undang-undang No.34 tahun 2009 tentang Kesehatan.
Menurut Elizabeth, Ibu dengan covid-19 dapat menyusui jika mereka menginginkannya.
Caranya, ibu menyusui dengan protokol kesehatan seperti memakai masker saat menyusui dan merawat bayi, mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah memegang bayi, dan membersihkan dan mendisifeksi permukaan dan benda yang sering disentuh ibu dan bayi.
"Ibu dengan covid-19 harus mendapatkan dukungan untuk menyusui dengan aman. IMD dan menyusui eksklusif membantu tumbuh kembang bayi secara optimal, melakukan IMD dengan kontak kulit dengan kulit saat ibu dan bayi dalam keadaan stabil. Jika ibu tidak kuat menyusui langsung, makan dapat memberikan asi perah dengan protokol kesehatan covid-10 saat memerah ASI," ujar dalam webinar, Kamis (12/8/2021).
Baca juga: CDC Amerika: Vaksin Covid-19 Aman Untuk Ibu Hamil dan Menyusui
Ia menambahkan, berdasarkan research letter pada 26 Maret 2020 menyebutkan dari 6 ibu yang terkonfirmasi covid-19, SARS Cov-19 tidak terdeteksi di serum/swab tenggorok bayinya.
Selain itu, konsentrasi IgG meningkat pada lima bayi (IgG transmisi pasif melalui plasenta).
Sementara itu berdasarkan situs medRxiv, 80 persen dari 15 sampel ASI yang diperah pada hari ke 14-30 setelah ibu bebas dari gejala Covid-19 menunjukkan peningkatan kadar IgA anti-SARS Cov-2.
Ada respon imun SARS Cov-2 slgA dominan yang kuat dalam ASI setelah infeksi pada sebagian besar individu, dan bahwa studi komprehensif terhadap respon ini sangat diperlukan.
"Dari 3 ASI Ibu yang positif tersebut ditemukan dua bayi negatif Covid-19, yaitu satu bayi ASI langsung dan satu bayi ASI perah. Sedangkan satu bayi dari ASI positif covid-19 dan hasilnya satu bayi positif tidak ada kejelasan data bagaimana minum dan rute infeksi. Setelah diteliti lebih lanjut dengan realtime PCR, itu merupakan partikel virus jadi bukan virus hidup,"
Dengan demikian, kata Elizabeth, tidak cukup data adanya transmisi melalui menyusui ASI.
Plt Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan drg Kartini Rustandi, M.Kes menyatakan, ASI mengandung zat-zat yang diperlukan, terlebih kolustrum.
Baca juga: Vaksinasi Covid-19 untuk Ibu Hamil dan Menyusui Dimulai, Menteri PPPA Imbau agar Tak Ragu Vaksin
"ASI eksklusif dapat menurunkan angka kematian bayi akibat infeksi sebesar 88 persen. ASI mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak. Sementara untuk Ibu, menyusui menurunkan risiko Ibu dari kanker payudara dan rahim," ujar Kartini.
Kartini menambahkan, menyusui menjadi tantangan berat bagi seorang Ibu jika keluarga, lingkungan, dan tempat kerja kurang pemahaman mengenai pentingnya ASI.
"Tantangan lainnya adalah pandemi covid-19 yang terjadi sejak tahun lalu. Bagaimana ibu menyusui khawatir menyusui bayinya karena berada di lingkungan terpapar covid-19 atau pernah terinfeksi covid-19," imbuhnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.