Anosmia Bisa Picu Gangguan Psikis pada Penderitanya
Anosmia atau kehilangan pengecap atau penciuman memang merupakan salah satu dari gejala yang dialami penderita Covid-19.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anosmia atau kehilangan pengecap atau penciuman memang merupakan salah satu dari gejala Covid-19.
Di sisi lain, Anosmia tidak hanya menganggu kesehatan pada fisik saja namun juga pada psikis.
Hal ini diungkapkan oleh dr Santi dari Medical Center Kompas Gramedia.
Kehilangan penciuman membuat nafsu makan berkurang. Hal ini disebabkan tidak adanya tercium aroma makanan, sehingga membuat nafsu makan turun.
"Asupan turun, nutrisi turun, tubuh akan mengalami gangguan kesehatan. Belum lagi gangguan depresi,"ungkapnya pada kanal YouTube Sonora FM, dikutip Senin (23/8/2021).
Baca juga: Hasil Tes Swab Antigen Negatif Tetapi Alami Anosmia, Begini Penjelasan Dokter
Baca juga: Tren Kasus Indonesia Menurun 78 Persen Sejak Puncak Covid-19
Misalnya, seorang ibu yang mempunyai bayi. Biasanya ia bisa mencium bau pada bayi. Namun karena adanya anosmia, bau tersebut tidak tercium lagi.
Hal seperti ini kata dr Santi dapat menyebabkan gangguan psikologi hingga depresi.
Di sisi lain, anosmia juga dapat membahayakan diri. Seseorang yang alami gangguan penciuman tidak dapat membedakan mana makanan yang basi dan tidak.
"Hal berbahaya jika ada api. Biasanya jika ada api, maka ada bau asap. Selain juga saat Anosmia seseorang tidak dapat mencium bau gas yang bocor," ungkapnya lagi.