Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Mengenal Badai Sitokin yang Dialami Deddy Corbuzier Usai Dinyatakan Negatif Covid-19

Deddy Corbuzier baru-baru ini mengungkapkan kondisi kesehatannya yang drop karena mengalami badai sitokin di pekan kedua seusai negatif covid-19.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Mengenal Badai Sitokin yang Dialami Deddy Corbuzier Usai Dinyatakan Negatif Covid-19
Tribunnews/Herudin
Presenter Deddy Corbuzier. Mengenal Badai Sitokin yang Dialami Deddy Corbuzier Usai Dinyatakan Negatif Covid-19 Tribunnews/Herudin 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Deddy Corbuzier baru-baru ini mengungkapkan kondisi kesehatannya yang drop karena mengalami badai sitokin di pekan kedua seusai dinyatakan negatif covid-19.

Apa itu badai sitokin? Berikut ulasan Tribunnews.com dari berbagai sumber.

Badai sitokin, seperti dikutip Kompas.tv, merupakan sindrom yang mengacu pada sekelompok gejala medis di mana sistem kekebalam tubuh mengalami terlalu banyak peradangan.

Akibatnya, organ gagal berfungsi dan memicu kematian.

Baca juga: Cerita Deddy Corbuzier Alami Badai Sitokin Usai Negatif Covid-19, Tiba-tiba Demam Tinggi

Baca juga: Usai Dinyatakan Negatif Covid-19, Badai Sitokin Perburuk Kondisinya, Deddy Corbuzier: Hancur Saya

Dokter spesialis paru RS Royal Taruma dan dosen di Universitas Trisakti, Rita Khairani menjelaskan, badai sitokin masih sangat mungkin menyerang meski virus covid-19 di dalam tubuh pasien sudah tidak ada. 

Sementara, Penanggungjawab Logistik dan Perbekalan Farmasi RSUP Dr. Kariadi Semarang, Mahirsyah Wellyan TWH., S.Si., Apt., Msc., menjelaskan badai sitokin atau cytokine strom merupakan reaksi berlebih sistem kekebalan tubuh.

Ilustrasi Covid-19  Varian Delta
Ilustrasi Covid-19 Varian Delta (shutterstock)

Ketika SARS-CoV-2 memasuki tubuh, sel-sel darah putih akan merespons dengan memproduksi sitokin.

Berita Rekomendasi

Untuk dipahami, sitokin adalah protein yang dihasilkan sistem kekebalan tubuh untuk melakukan berbagai fungsi penting dalam penanda sinyal sel.

Sitokin tersebut lalu bergerak menuju jaringan yang terinfeksi dan berikatan dengan reseptor sel tersebut untuk memicu reaks peradangan.

“Pada kasus Covid-19, sitokin bergerak menuju jaringan paru-paru untuk melindunginya dari serangan SARS-CoV-2,” jelas Mahirsyah saat menjadi pemateri dalam Webinar tentang Upaya Pengobatan Covid-19 di Indonesia yang diadakan Politeknik Indonusa Surakarta bekerja sama dengan PC PAFI Surakarta, seperti dikutip Kompas.com, Sabtu (16/5/2020).

Dia menjelaskan, sitokin normalnya hanya berfungsi sebentar dan akan berhenti saat respons kekebalan tubuh tiba di daerah infeksi.

Pada kondisi badai sitokin, sitokin terus mengirimkan sinyal sehingga sel-sel kekebalan tubuh terus berdatangan dan bereaksi di luar kendali.

Ilustrasi - Alami gejala sesak napas.
Ilustrasi - Alami gejala sesak napas. (prevention.com)

Paru-paru pun bisa mengalami peradangan parah karena sistem kekebalan tubuh berusaha keras membunuh virus.

Peradangan pada paru-paru itu sayangnya bisa terus terjadi meski infeksi sudah selesai.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas