Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Ahli Prediksi Manusia Baru Bisa Hidup Berdampingan dengan Covid-19 pada 2025

Tepatnya pada 12 Maret 2020, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengumumkan Covid-19 sebagai pandemi.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Ahli Prediksi Manusia Baru Bisa Hidup Berdampingan dengan Covid-19 pada 2025
Tribun Jateng/Hermawan Handaka
Sejumlah pesepeda yang tergabung dalam komunitas sepeda onthel dan beberapa komunitas sepeda yang ada di Semarang dan sejumlah daerah seperti Jateng dan DIY terlihat menikmati jelajah wisata kota lama Semarang dengan mengendarai sepeda, Minggu (6/6/21). Terlihat seluruh pesepeda mengenakan masker dan tetap menjaga jarak untuk mendukung pemerintah dalam memerangi penyebaran Covid 19. (Tribun jateng/Hermawan Handaka) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi Covid-19 masih terus terjadi hingga kini.

Tepatnya pada 12 Maret 2020, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengumumkan Covid-19 sebagai pandemi.

Hal ini tentu menjadi tanda tanya bagi semua orang, kapan dapat terbebas dari Covid-19.

Menurut Ahli Epidemiologi Indonesia dan Peneliti Pandemi dari Griffith University, Dicky Budiman, butuh waktu yang lama manusia bisa hidup berdampingan dengan Covid-19.

"Terbebas dari covid lama banget. Bahkan harus sampaikan kabar kurang bagus bahwa dalam kajian terakhir, diskusi dengan beberapa peneliti di negara dunia ini, prediksi Covid-19 ini sampai 2025," ungkapnya pada seminar virtual, Rabu (15/9/2021).

Namun bukan berarti pandemi memang akan selesai pada tahun 2025.

BERITA REKOMENDASI

Bisa saja pada akhir tahun depan.

Baca juga: Luhut Sebutkan 3 Kunci Utama Untuk Hidup Berdampingan Dengan Covid-19, Berikut Penjelasannya

Setidaknya ada tiga syarat agar hal ini terjadi.

Pertama, setidaknya ada dua benua yang berada dalam kondisi terkendali.

"Kedua kasusnya paling banyak 10 per 1 juta penduduk. Kematian 1 atau 2 per 1 juta penduduk. Postivity rate 0 koma sepersekian persenan lah," katanya lagi.

Ketiga, persentase vaksinasi setidaknya mencapai 85 persen, apalagi untuk menghadapi varian baru yang bermunculan.

Menurut Dicky, bagian vaksinasi adalah yang paling berat. 

Karena ada yang menolak vaksin dengan berbagai alasan.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas