Anak Telat Bicara, Orangtua Jangan Anggap Sepele, Bisa Jadi Ada Gangguan Pendengaran
Dua tahun anak biasanya sudah mulai bawel, cerewet. Tapi kok anak kita beda masih diam. Manggil mama pun tak jelas. Orangtua harus waspada.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tidak merespon panggilan atau menoleh pada sumber suara, umumnya menjadi tanda jika anak memiliki masalah pendengaran.
Namun kata dokter spesialis telinga, hidung, tenggorokan (THT), dr Hidayatul Fitria Sp THT KL ada tanda lain anak alami gangguan pendengaran.
"Dua tahun anak biasanya sudah mulai bawel, cerewet, tapi kok anak kita beda masih diam. Manggil mama ndak jelas. Sesekali aja, barunya cuma ma, pa. Itu juga harus diwaspadai, siapa tahu ada gangguan dengar," paparnya pada kanal YouTube Halo Awal Bros, dikutip Senin (20/9/2021).
Hal ini dikarenakan proses berbicara diawali dengan proses mendengar. Jadi anak anak menangkap apa pun yang didengar. Lalu disimpan ke dalam memori.
Ketika kosakata telah disimpan, pada tahap berbicara, anak akan mengeluarkan memori tadi lewat kata-kata.
Baca juga: Tips Membuat Anak Mau Mengkonsumsi Sayuran
Baca juga: Harus Lihat Psikologis Anak Saat Pembelajaran Tatap Muka, Guru Jangan Kejar Tayang
Namun jika sedari bayi tidak bisa mendengar maka anak tidak punya stok kosakata.
"Sering kasus kita temukan, anak terlambat bicara. Namun si ibu bilang anak tetap kaget kalau dengar petir kuat. Nah ini ada fase-fasenya kapan terlambat bicara bisa respon," katanya lagi.
Ada lima tahapan pada gangguan pendengaran. Pertama yaitu gangguan pendengaran ringan, patokan desibel itu sekitar 40 desibel. Kedua, gangguan pendengaran sedang yaitu 60 desibel.
Ketiga gangguan dengar berat di atas 70 desibel. Keempat gangguan sangat berat di atas 60 desibel. Lalu kelima, tidak ada respon.
Baca juga: Pendidikan Masa Pandemi Harus Utamakan Kesehatan dan Psikologis Anak
Pada tahap gangguan ringan dan sedang, sering diasumsikan orangtua sebagai bukan masalah. Karena, anak masih bisa merespon suara.
"Sehingga ada denial dari masyarakat. Tahu ada suara, menghampiri tapi gak bisa ngomong. Kemungkinan dia di derajat sedang atau ringan," ungkapnya.
Namun, pada kehidupan sehari-hari, anak bisa mendengar tapi tidak begitu jelas. Seperti sedang berada di keramaian, tapi tidak jelas orang-orang berbicara apa.