Ini Pendapat Pakar Polimer ITB Terkait Kandungan BPA dalam Galon Guna Ulang
Banyak orang salah mengartikan antara bahan kemasan plastik Polikarbonat dan BPA sebagai prekursor pembuatnya.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
Sementara Plt. Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Ir Putu Juli Ardika mengatakan, isu yang berkembang terkait Bisfenol A (BPA) sangat sensitif.
Baca juga: DPR Dorong BPOM Lebih Progresif Terkait Perizinan Obat untuk Pasien Covid-19
Ia un meminta jika ada usulan dari pihak-pihak tertentu terkait BPA ini, sebaiknya orang tersebut melihat juga mengenai standar yang dikeluarkan regulator terkait keamanan kemasan yang mengandung BPA tersebut.
“Kita sudah mempunyai satu standar yang bisa digunakan.
Di standar itu konteksnya itu lengkap di sana, ada pemerintah, perindustrian, BPOM, masyarakat/konsumen, produsen, dan juga ada akademisi,” katanya.
Ia meminta agar pihak-pihak tertentu yang menghembuskan isu tidak benar terkait BPA ini untuk tidak merusak pemulihan industri di tengah pasar yang belum bagus. “Konsentrasi kita sekarang melakukan pemulihan industri karena pasar di dalam negeri masih belum bagus,” ucapnya.
Dia mengutarakan eskpor makanan dan minuman (mamin) sepanjang Januari hingga Agustus 2021 sebesar US$ 111 miliar. Itu jauh lebih besar daripada total ekspor kita pada tahun 2019.
Menurutnya, ekspor di industri mamin itu kontribusinya sebanyak 78% dari keseluruhan ekspor.
“Sehingga kami berharap, jangan sampai ada hoaks. Dilihat dulu konteks pembicaraannya. Kita terutama yang dari pemerintah sebagai regulator harus benar-benar hati-hati,” katanya.
Kemenperin, kata Putu, tidak mau masyarakat terkena dampak akibat adanya isu hoaks mengenai kandungan BPA.
“Kita yakin pengaturan yang ada sekarang di Indonesia, karena banyak negara yang melakukan kebijakan yang sama seperti di China, Korea, sehingga kita yakin kalau galon guna ulang itu aman untuk kita juga,” katanya.
Edy Sutopo, Direktur Minuman dan Bahan Penyegar, menambahkan bahwa industri kemasan galon guna ulang ini sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi nasional.
“Saya kira, kita perlu menjaga industri ini, jangan sampai ada isu-isu yang bisa mempengaruhi kinerja industri makanan dan minuman kita yang selanjutnya bisa berpengaruh pada pertumbuhan perekonomian nasional,” ujarnya.