Air Galon Guna Ulang Penyebab Kanker? Ketua Umum YKI: Belum Ada Bukti
Yang pasti, menurut dr. Aru Wisaksono Sudoyo, 90-95 persen kanker itu dari lingkungan atau environment.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Baru-baru ini sejumlah pihak menyebarkan berita-berita ke masyarakat, bahwa air galon guna ulang bisa menyebabkan penyakit kanker.
Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD-KHOM, FINASIM, FACP membantah kabar tersebut.
Menurut dia, hingga kini belum ada bukti air galon guna ulang menyebabkan penyakit kanker.
"Yang pasti 90-95 persen kanker itu dari lingkungan atau environment. Kebanyakan karena paparan-paparan gaya hidup seperti kurang olahraga dan makan makanan yang salah, merokok, dan lain sebagainya. Jadi belum ada penelitian air galon itu menyebabkan kanker,” ujarnya.
Penegasan yang sama juga disampaikan Anggota Yayasan Kanker Indonesia Dr. Nadia A Mulansari SpPD-KHOM.
Dia mengatakan kanker itu multifactorial, di mana sekitar 10-15 persen sifatnya genetic dan sisanya sekitar 90-95 persen itu sporadik atau lebih ke lingkungan.
Yang jelas, kata dokter Nadia, penyebab utama kanker yang sudah terbukti dari berbagai penelitian itu adalah rokok.
“Itu menyebabkan sekitar 20-30 kasus kanker,” tuturnya.
Baca juga: 7 Ciri-Ciri Kanker Payudara Tahap Awal yang Harus Diwaspadai Selain Benjolan
Baca juga: Dokter Anak Minta Masyarakat Percaya BPOM Soal Keamanan Pangan, Termasuk Galon Guna Ulang
Faktor resiko yang lain yang bisa berpengaruh terhadap terjadinya kejadian kanker adalah obesitas atau kegemukan, pemakaian hormonal yang panjang, usia mensturasi dini, wanita yang tidak menyusui, terpapar bahan-bahan cat, dan pupuk kimia.
“Intinya, penyebab kanker itu multifactorial. Jadi, banyak faktor-faktor lain yang berkontribusi terhadap suatu sel sehingga membuat sel itu berubah menjadi sel kanker,” tukasnya.
Terkait air galon yang diisukan bisa menyebabkan kanker, dokter Nadia malah tertawa mendengarnya.
“Nggak lah, air galon itu malah air putih paling sehat,” cetusnya sambil tertawa.
Dia malah merasa orang-orang yang menyebarkan isu itu juga penjual air kemasan.
“Malah sehat itu air galon guna ulang, apalagi dari merek-merek besar yang tentunya sudah memiliki ijin edar dari BPOM.
Dia jualan air kemasan juga kali yang bikin isu itu,” ucapnya seraya bercanda.
Dokter Nadia mengatakan air galon guna ulang itu pasti sudah menggunakan plastik yang sudah food grade.
“Kalau air galon yang beredar di pasaran itu pasti sudah sesuai jenis plastiknya yang food grade.
Karena pasti sudah lolos ijin dan sertified,” ujarnya.
Menurutnya, makanan-makanan yang harus dihindari untuk mengkonsumsinya itu adalah daging yang sudah diproses atau process meat.
“Dalam banyak penelitian, daging ini tinggi kemungkinan menyebabkan penyakit kanker,” katanya.
Sebelumnya, dokter spesialis obstetri dan ginekologi (kandungan) dan spesialis anak juga memastikan air galon guna ulang aman dikonsumsi para ibu hamil dan anak balita. Dr. M. Alamsyah Aziz, SpOG (K), M.Kes., KIC, dokter spesialis kandungan yang juga Ketua Pokja Infeksi Saluran Reproduksi Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), mengatakan sampai saat ini tidak pernah menemukan adanya gangguan terhadap janin karena ibunya meminum air galon.
Karenanya, dia meminta para ibu hamil agar tidak khawatir menggunakan kemasan AMDK galon guna ulang ini, karena aman sekali dan tidak berbahaya terhadap ibu maupun pada janinnya.
Berbicara tentang ibu hamil, kata dokter Alamsyah, yang perlu diperhatikan itu adalah terkait asupan gizi serta makronutrien dan mikronutrien yang baik selama kehamilan.
Menurutnya, itu akan berdampak terhadap suplai kebutuhan gizi yang baik untuk pertumbuhan janin.
“Sebab, jika kebutuhan gizi ibu tidak terpenuhi, ia akan melahirkan outcome yang sangat berpengaruh pada bayi, sehingga bayi menjadi kecil. Gizi ibu yang buruk juga menyebabkan janin akan kehilangan peluang untuk memperoleh pembentukan otak yang optimal,” katanya.
Selain aman untuk ibu hamil, penggunaan AMDK galon guna ulang ini juga aman dikonsumsi anak-anak balita seperti yang disampaikan dokter spesialis anak, Dr. dr. Farabi El Fouz, Sp.A, M.Kes. Menurutnya, selama kemasan itu sudah dinyatakan aman oleh BPOM dan Kemenperin, maka aman untuk dikonsumsi.
“Selama itu sesuai dengan aturan BPOM silahkan. Tapi kalau misalnya tidak sesuai ya jangan. Jadi, selama BPOM yang ngeluari arahan kita harus ikuti. Kalau BPOM sudah mengatakan kemasan itu aman, itu sudah jaminan mutu pasti aman. Karena BPOM kan pelindung kita sebagai masyarakat,” katanya.