Tips Aman Memilih Disinfektan Spray, Bukan Sekadar Pengharum Ruangan
Data ilmiah menyebut, pengguna disinfektan spray semakin meningkat di masa pandemi terutama bagi mereka yang menderita penyakit asma
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Editor: Eko Sutriyanto
Keberadaan disinfektan sudah masuk ke dalam industrialisasi, maka akal-akalan mendapat cost rendah dengan bahan baku tidak berkualitas kerap terjadi.
Misalnya seperti memakai cairan pemutih sebagai salah satu kandungan, memang bisa membunuh kuman namun banyak yang tidak mengetahui bahan itu berbahaya bagi manusia bila secara jangka panjang digunakan.
Untuk mengetahui disinfektan itu berbahaya yakni dengan cara menyemprotkan produk disinfektan yang Anda beli pada perabotan rumah tangga.
Tunggu selama 18 minggu bila terjadi korosi seperti karat atau mengelupas, maka disinfektan tersebut tidak baik.
3. Bahan baku
Sebagai konsumen, Anda harus cermat dalam memperhatikan bahan baku suatu produk tak terkecuali disinfektan. Jangan tergiur dengan harga murah dan promo.
Teknologi disinfektan terbaik tentu akan memberikan partikel halus dan cepat menguap.
Sebagai pembasmi kuman dan virus, sebaiknya cairan disinfektan tidak meninggalkan bekas maka dianjurkan yang cepat menguap.
4. Perhatikan kemasan produk disinfektan
Kemasan selalu menjadi hal yang penting dalam sebuah produk, termasuk disinfektan.
Bahan baku disinfektan yang buruk dapat menimbulkan korosi.
Dr Donny Fernando Kamu, menyarankan penggunaan disinfektan dengan bahan besi atau kaleng sebaiknya dihindari.
Ia bahkan menghimbau untuk menggunakan disinfektan berbahan baku organik dan kemasan dari aluminium.
"Penggunaan disinfektan dengan kemasan dari bahan besi atau kaleng sebaiknya di hindari. Lebih baik gunakan disinfectan yang berbahan baku organik dan kemasan dari alumunium," katanya