Mitos atau Fakta, Stres Dapat Membuat Sakit Kepala? Begini Penjelasannya
Ada beberapa data yang menunjukkan jika psikis punya pengaruh pada sakit kepala. Di antaranya seperti insomnia yang merupakan gangguan fisik.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebagian masyarakat beranggapan jika pikiran yang stress dapat memengaruhi kesehatan fisik.
Salah satunya adalah sakit kepala. Hal ini diungkapkan oleh Country Medical Lead Bayer Consumer Health, Bayer Indonesia, dr Riana Nirmala Wijaya.
Meskipun belum ada penelitian langsung. Namun, ada beberapa data yang menunjukkan jika psikis punya pengaruh pada sakit kepala. Di antaranya seperti insomnia yang merupakan gangguan fisik.
Kata dr Riana, sakit kepala karena insomnia mencapai 50 persen. Artinya 5 dari 10 masyarakat yang mengalami insomnia dapat berisiko sakit kepala.
Namun, gangguan psikis lebih besar lagi. Gangguan kecemasan ternyata memberikan pengaruh sakit kepala hingga 80 persen. Bisa dikatakan 8 dari 10 orang yang alami gangguan kecemasan berakibat sakit kepala.
Baca juga: Kapan Sebaiknya Sakit Kepala Dibawa ke Rumah Sakit? Berikut Penjelasan Dokter
Baca juga: Berikut Jenis-jenis Sakit Kepala yang Perlu Diketahui Agar dapat Ditangani Secara Tepat
Baca juga: Manfaat Vitamin Terhadap Kesehatan Tubuh, Penuhi Kebutuhan Nutrisi hingga Tingkatkan Imun
Ini membuktikan jika faktor psikis punya pengaruh yang lebih besar. Bahkan ada penjelasan secara ilmiah.
"Faktor stres memengaruhi pertahanan tubuh. Otak, syaraf nyeri, sangat dipengaruhi oleh hormon stres. Sudah banyak pembuktiannya. Bisa ditarik kesimpulan faktor stres sangat memengaruhi," ungkapnya dalam konferensi pers Kampanye Edukasi “Indonesia Bangkit Gak Pake Lama” Bersama Saridon Extra, Sabtu (23/10/2021).
Oleh karena itu dr Riana pun memberikan beberapa tips cepat untuk meredakan sakit kepala.
Pertama, konsumsi air putih minimal 2 liter perhari. Jangan malas untuk bergerak. Minimal lakukan olahraga selama 30 menit perhari.
Selain itu selama penerapan new normal harus ada hal baru yang diperhatikan. Yaitu penggunaan masker, jangan terlalu ketat di kepala.
Dianjurkan penggunaan masker menyesuaikan bentuk wajah. Dan yang terpenting istirahat cukup minimal 7 jam sehari. (*)