Dampak Rokok atau Tembakau Alternatif pada Gangguan Penglihatan, Mana yang Lebih Berisiko
Seringkali penggunaan produk tembakau alternatif dinilai sama bahayanya dengan rokok, ini hasil penelitian Georgios Karanasios
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seringkali penggunaan produk tembakau alternatif dinilai sama bahayanya dengan rokok.
Benarkah demikian?
Georgios Karanasios dari University of Patras dalam 4th Scientific Summit on Tobacco Harm Reduction menyatakan, produk tembakau alternatif dapat dijadikan sebagai pilihan bagi perokok dewasa yang tidak ingin berhenti mengonsumsi nikotin, guna menghindari risiko terkena degenerasi atau gangguan penglihatan yang biasanya timbul seiring dengan pertambahan usia (Age Related Macular Degeneration/AMD).
Dalam paparan hasil penelitiannya Georgios menyebutkan, penyakit ini biasanya muncul saat seseorang sudah berusia lebih dari 60 tahun.
Namun, berdasarkan data epidemologi di Australia, konsumsi rokok berperan memicu terjadinya AMD.
Baca juga: Petani Tembakau Kirim Surat ke Presiden, Minta Jokowi Tolak Kenaikan Cukai Rokok
“Risiko AMD meningkat sebesar 1,67 kali pada orang yang telah merokok selama 20 tahun dan 2.39 kali pada mereka yang sudah merokok selama 40 tahun,” ujar georgios, seperti dikutip, Jumat (29/10/2021).
Hal yang sama juga ditemukan di negara seperti di Amerika dan Eropa. Pada 2040 nanti, sekitar 300 juta orang diperkirakan akan mengidap penyakit ini.
Di lain sisi, kehadiran sejumlah produk tembakau alternatif baru mendorong Georgios dan sejumlah rekannya, yakni K. Mesiakaris, M Kaperoni, dan K Poulas untuk meneliti efek produk tembakau alternatif terhadap pembentukan AMD.
Penelitian ini dilakukan dengan menguji tiga jenis produk tembakau yakni rokok, produk tembakau yang dipanaskan, dan rokok elektrik pada sel epitel pigmen retina manusia (ARPE-19) dan potensinya dalam meningkatkan risiko timbulnya AMD.
Dalam penelitian ini, mereka mengamati sejumlah penanda risiko terkena AMD dengan meneliti kapasitas antioksidan (antioxidant capacity) dari sel epitel pigmen retina.
“Level penanda penuaan sel dan kapasitas antioksidan, hanya menurun secara signifikan saat dipaparkan dengan asap rokok,” jelas Georgios.
Berdasarkan pengamatan, mereka menyimpulkan pengguna kedua jenis produk tembakau alternatif tersebut berpotensi lebih rendah risiko mengidap AMD.
Selain itu, pihaknya juga menyarankan bagi perokok yang sudah terlanjur mengidap AMD tahap awal, jika masih kesulitan untuk berhenti menggunakan produk tembakau, agar segera beralih menggunakan produk tembakau alternatif.
Temuan ini sejalan dengan hasil kajian ilmiah di berbagai negara yang sebelumnya telah membuktikan bahwa produk tembakau alternatif memiliki risiko terhadap kesehatan yang jauh lebih rendah daripada rokok, termasuk terkait dengan penglihatan penggunanya.
“Kesimpulan paling berharga dari studi ini adalah produk tembakau alternatif memiliki potensi dampak risiko yang lebih kecil pada AMD daripada rokok,” ujsrna di akhir presentasi.
Terpisah, Head of Medical Community Alodokter, Alni Magdalena, menanggapi solusi terbaik dalam mengatasi masalah AMD adalah dengan berhenti merokok.
Baca juga: Kanker Paru-paru Disebabkan oleh Rokok, Mitos atau Fakta? Ini Penjelasan Dokter
Namun jika sulit, perokok bisa berkonsultasi dengan dokter sehingga nanti bisa mendapatkan konseling untuk berhenti merokok.
Bagi perokok yang masih memerlukan nikotin, dapat menggunakan Nicotine Replacement Therapy atau produk tembakau alternatif.
“Upaya berhenti merokok dapat menggunakan cara tidak langsung melalui konsumsi permen karet nikotin, produk tembakau yang dipanaskan, dan rokok elektrik. Memang yang terbaik adalah tidak (merokok) sama sekali, jika memungkinkan,” ujar dia.