Lakukan Deteksi Dini Retinoblastoma untuk Selamatkan Penglihatan Anak
Retinoblastoma menjadi kanker ketiga terbanyak pada anak, menurut data dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak, RSCM.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
Retinoblastoma bisa menyebabkan kebutaan bahkan kematian. Jika ditemukan di stadium dini bisa disembuhkan.
Selain manik mata putih (leukoria), anak dengan retinoblastoma akan mengalami mata juling, mata merah, peradangan mata, penglihatan buram dan mata menonjol.
“Manik tumor putih di mata ini menandakan tumor masih berada di bola mata namun ukurannya sudah cukup besar untuk diterapi dengan laser atau krioterapi.
Sayangnya sering salah diagnosis terkait adanya manik putih di mata.
Dianggap kelainan yang tidak berbahaya. Bahkan kadang dikira katarak atau penyakit mata lainnya. Harus dirujuk ke dokter spesialis mata setiap ada tanda leukoria ini untuk dievalusi dengan cepat penyebabnya,” jelas Prof. Rita.
Misdiagnosis juga kerap terjadi jika gejalanya adalah mata juling (strabismus).
“Jangan meremehkan mata juling pada anak, perlu pemeriksaan apakah penyebabnya retinoblastoma atau penyebab lain,” tegas Prof. Rita.
Menurut Prof. Rita, salah diagnosis ini kerap terjadi selama pemeriksaan di mantri atau dokter umum.
Mata merah juga menjadi gejala retinoblastoma yang sering dianggap radang biasa, orangtua harus waspada jika mata anak merah disertai juling atau manik putih di mana, dan anak mengeluhkan pandangan buram, dan mata berpendar saat malam hari.
Terapi untuk Retinoblastoma
Tujuan terapi retinoblastoma adalah untuk membuat anak hidup tanpa kanker, menyelamatkan bola mata anak, atau mempertahankan fungsi penglihatan anak.
Pengobatan dilakukan dengan operasi, kemoterapi, dan radiasi, tergantung stadium penyakitnya.
Pada stadium awal tidak perlu mengangkat bola mata, hanya mematikan sel-sel kanker di dalam bola mata.
Jika kanker sudah lanjut maka dilakukan pengangkatan bola mata dilanjutkan kemoterapi dan radiasi.