Merawat Bayi Prematur, Apa yang Harus Diperhatikan Ibunya? Dokter Spesialis Anak Beri Penjelasan
Para ibu yang memiliki bayi dengan kondisi lahir prematur tentunya menghadapi tantangan lebih besar.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Para ibu yang memiliki bayi dengan kondisi lahir prematur tentunya menghadapi tantangan lebih besar.
Hal inilah yang biasanya menimbulkan kekhawatiran berlebihan di antara ibu yang melahirkan anak prematur.
Dokter Spesialis Anak Konsultan Neonatalogi, Dr. dr. Putri Maharani TM, Sp.A(K)., mengakui bahwa tantangan utama yang sering dialami ibu yang mengalami kasus prematur adalah terkait perawatan bayinya.
Karena bayi yang terlahir secara prematur, tentu akan mengalami kondisi yang sulit beradaptasi dengan kehidupan di luar rahim.
Usia bayi yang terpaksa dilahirkan dengan kondisi tidak cukup bulan ini membuat organ tubuh mereka, seperti jantung hingga sistem pencernaan belum terbentuk secara sempurna.
Sehingga fungsinya pun tidak dapat optimal seperti bayi yang lahir cukup bulan.
Baca juga: Metode Perawatan Kangaroo Mother Care Punya Banyak Manfaat bagi Bayi Prematur
"Kesulitan utama dalam kasus prematur ialah perawatan anak lahir prematur. Anak lahir prematur mempunyai kesulitan untuk beradaptasi dengan kehidupan di luar rahim akibat ketidakmatangan sistem organ tubuhnya seperti paru-paru, jantung, ginjal, hati, dan sistem pencernaannya," ujar Dr. Putri, dalam webinar bertema 'Tantangan dan Penanganan Kesehatan Bagi Ibu dan Anak Kelahiran Prematur', Rabu (17/11/2021).
Nah, untuk mengurangi dampak negatif yang berpotensi muncul selama masa perawatan bayi prematur adalah melalui upaya menjaga agar Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) bisa berubah pada kondisi pertumbuhan optimal.
Langkah ini, kata Dr. Putri, bisa dilakukan dengan menerapkan metode developmental care.
"Upaya untuk meminimalkan dampak negatif selama perawatan adalah menjaga agar BBLR berada dalam kondisi yang optimal untuk tumbuh dan berkembang, salah satunya dengan menerapkan developmental care," jelas Dr. Putri.
Lalu apa itu developmental care?
Developmental care ini memiliki prinsip mengurangi stress pada sang ibu serta melakukan optimalisasi pada pemberian Air Susu Ibu (ASI) sebagai nutrisi terbaik yang dibutuhkan bayi prematur untuk menunjang tumbuh kembangnya secara optimal.
Baca juga: Ibu Hamil Wajib Tahu! Kenali Faktor Risiko dan Cegah Bayi Lahir Prematur
Pada momen ini, tentunya diperlukan pemantauan secara berkala, perawatan serta penanganan khusus pada bayi.
Karena ini menjadi faktor yang sangat penting bagi tumbuh kembang bayi yang terlahir prematur.
Bayi prematur yang memperoleh kenyamanan yang kondusif, tentu dapat memaksimalkan energi yang dimilikinya demi mendukung tumbuh kembangnya.
Sehingga mereka lebih cepat mencapai kondisi kesehatan yang optimal.
Nah, ibu juga bisa memenuhi faktor kenyamanan bagi bayi prematur dengan membangun ikatan yang kuat (bonding time) antara ibu dengan bayinya.
Upaya bonding time ini bisa dipertahankan sesuai usia pertumbuhan anak.
Dr. Putri kemudian menambahkan bahwa pemberian stimulasi sejak dini juga menjadi salah satu faktor yang turut mempengaruhi tumbuh kembang anak saat baru lahir.
"Stimulasi dapat merangsang hubungan antar sel otak (sinaps), sering memberikan rangsangan dapat menguatkan hubungan sinaps," papar Dr. Putri.
Variasi rangsangan, kata dia, akan membentuk hubungan yang semakin luas dan kompleks, sehingga dapat menstimulasi terbentuknya multiple intelligent.
Stimulasi ini pun harus disertai pula pemeriksaan terkait deteksi dini tumbuh kembang anak.
Oleh karena itu, para ibu dan ayah disarankan untuk memperhatikan aspek deteksi dini ini, agar bisa mengetahui seperti apa tumbuh kembang bayi mereka sejauh ini.
Jika terjadi penyimpangan, maka tenaga medis bisa segera mengambil tindakan.
"Pemberian stimulasi harus diimbangi dengan pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang oleh tenaga medis dan orang tua. Hal ini dapat membantu menemukan penyimpangan tumbuh kembang anak secara dini, sehingga intervensi atau rencana tindakan akan lebih mudah dilakukan," kata Dr. Putri.