Dua Dekade Terakhir, Penyakit Tidak Menular Ini Semakin Meningkat
Adapun penyakit tidak menular tersebut adalah penyakit diabetes melitus (DM), kanker, jantung, serta gagal ginjal kronik.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Abdul Kadir menyatakan, penyakit tidak menular selama dua dekade terakhir ini semakin meningkat.
Adapun penyakit tidak menular tersebut adalah penyakit diabetes melitus (DM), kanker, jantung, serta gagal ginjal kronik.
"Semuanya ini menjadi beban untuk kita semua khususnya beban dalam penggunaan anggaran yang terbesar di BPJS Kesehatan itu adalah penyakit katastropik atau penyakit tidak menular tadi," ujar Kadir dalam kegiatan virtual "Diskusi Publik Layanan Tatalaksana Penyakit Kronis Terintegrasi dan Inovatif" bersama Good Doctor, Rabu (15/12/2021).
Menurut Kadir, penyakit tidak menular ini sebenarnya adalah penyakit-penyakit yang bisa dikendalikan dan bisa dicegah, melalui memberikan edukasi kepada masyarakat terkait kesehatan, salah satunya melalui transformasi kesehatan di tingkat layanan primer.
"Ini yang paling utama diutamakan itu adalah bagaimana mengembalikan fungsi Puskesmas untuk menjadi pusat kesehatan masyarakat di mana fungsi utamanya adalah promotif, preventif seperti itu. Kita harapkan Kementerian Kesehatan tidak menjadi kementerian kesakitan. Seharusnya mengurusi orang sehat karena itu bagaimana mencegah kita untuk tidak banyak orang yang menderita sakit," jelas dia.
Baca juga: 39 Persen Penderita Lupus Merasa Penyakitnya Ikut Menghambat Pekerjaan
Saat ini penyakit diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang paling tinggi di Indonesia.
Hasil Riset Kesehatan Dasar Kemenkes 2018 menunjukkan diabetes melitus itu naik sekitar 6,9% dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Kemudian juga hipertensi juga mengalami peningkatan naik 25,8 %.
Lebih jauh Kementerian Kesehatan, berharap BPJS kesehatan dengan fasilitas pelayanan kesehatan yang telah merancang suatu program Prolanis atau program pengolahan penyakit kronis dapat dapat menjadi solusi untuk penderita katastropik ini.
"Harus betul-betul dikaji dan yang paling penting dilakukan evaluasi apakah implementasi di lapangan sesuai dengan yang diharapkan jangan sampai programnya ada tetapi implementasi di depannya itu tidak sesuai dengan kecepatan," ujar dia.
Besarnya anggaran untuk mengobati penyakit tidak menular disampaikan Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti.
Ia mengatakan penyakit katastropik seperti Diabetes Melitus (DM), Hipertensi, dan lainnya diperkirakan setiap tahun menghabiskan sekitar 11,5 miliar dolar atau sekitar 166 triliun.
"Bagaimana kita peran kesehatan itu menjadi lebih bagus termasuk Prolanis. Untuk diketahui sekitar 11,5 miliar dolar ini sekitar 166 triliun itu setiap tahunnya bisa keluar," kata Ghufron di kesempatan yang sama.