Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Deteksi Gangguan Kesehatan Anak dengan Cara Rutin Ukur Berat dan Tinggi Badan

Sebagai orangtua pasti memiliki kekhawatiran jika anak mengalami gangguan kesehatan atau masalah tumbuh kembang.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Deteksi Gangguan Kesehatan Anak dengan Cara Rutin Ukur Berat dan Tinggi Badan
Shutterstock
Deteksi Gangguan Kesehatan Anak dengan Cara Rutin Ukur Berat dan Tinggi Badan 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Sebagai orangtua pasti memiliki kekhawatiran jika anak mengalami gangguan kesehatan atau masalah tumbuh kembang.

Sebagai salah satu solusi orangtua dapat mengunjungi dokter spesialis anak yang dapat memeriksakan keluhan atau pergi ke fasilitas kesehatan terdekat.

Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, selama 5 tahun terakhir ada beberapa masalah kesehatan anak yang sering terjadi sehingga menjadi fokus utama untuk terus ditangani.

Baca juga: Vaksinasi Anak Usia 6-11 Tahun, Ratusan Siswa Sampoerna Academy Terima Dosis Pertama

Baca juga: Makin Luas Cakupan Vaksinasi, Makin Tinggi Efektivitas Vaksin

Masalah yang dimaksud antara lain; Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR), gizi buruk atau malnutrisi dan penyakit menular untuk anak dibawah 5 tahun seperti: Infeksi Saluran
Pernapasan Akut (ISPA), Pneumonia, TB Paru dan Diare.

Spesialis Anak di Klinik Bamed Bintaro,dr. Melisa Lilisari, SpA, MKes, mengatakan, ada dua aspek penting yang harus diperhatikan untuk mengetahui ada tidaknya masalah dalam tumbuh kembang anak.

Aspek Pertumbuhan (pertambahan ukuran), yang merupakan aspek
fisik, yang meliputi angka berat badan anak, tinggi badan anak, dan lingkar kepala anak.

Kenaikan berat badan anak yang drastis dan tiba-tiba bisa menjadi indikasi gangguan ginjal
Kenaikan berat badan anak yang drastis dan tiba-tiba bisa menjadi indikasi gangguan ginjal (iStockphoto/nilimage)
Berita Rekomendasi

Hal ini sangat penting dilakukan rutin setiap bulan terutama pada 2 tahun pertama untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan yang menandakan adanya permasalahan nutrisi sedini mungkin, sehingga dapat dilakukan
intervensi.

"Caranya adalah dengan memasukkan angka berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala pada grafik pertumbuhan sesuai usia dan jenis kelamin," kata Melisa dalam kegiatan virtual beberapa waktu lalu.

Selain itu adalah aspek Perkembangan, yang menilai tentang peningkatan kemampuan atau kepintaran seorang anak yang dapat dikorelasikan dengan penilaian terhadap maturitas fungsi organ atau kualitas organ anak.

Ada 4 komponen yang harus dinilai apakah anak berkembang sesuai dengan tahapan pencapaian anak seusianya dengan penilaian: motorik kasar, motorik halus,
kemampuan komunikasi atau berbicara, sosial dan kemandirian.

Untuk mendukung tumbuh kembang anak berjalan optimal, Si Kecil perlu mendapatkan stimulasi yang tepat.
Untuk mendukung tumbuh kembang anak berjalan optimal, Si Kecil perlu mendapatkan stimulasi yang tepat. (Shutterstock)

“Untuk menilai pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai atau tidak dengan anak seumurannya dan untuk
mendeteksi secara dini adanya gangguan pertumbuhan dan perkembangan, sudah pasti akan dilakukan oleh dokter spesialis anak ketika kunjungan biasa atau kunjungan vaksinasi," jelasnya.


Ia pun mengingatkan, sebagai orangtua juga dapat membantu memantau tumbuh kembang dengan memasukkan penilaian ke dalam aplikasi Primaku dari IDAI yang dapat di download secara bebas.

Dengan cara itu, orangtua dapat memastikan apakah pertumbuhan dan
perkembangan anaknya sudah baik atau belum. Pemberian nutrisi yang baik untuk anak juga harus diberikan pada masa pertumbuhan.

Pada prinsipnya nutrisi anak yang sangat penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan adalah komponen makronutrien yaitu karbohidrat, protein, lemak, dan komponen mikronutrien (berbagai jenis mineral dan vitamin yang terkandung dalam sayur dan buah yang beragam).

“Pada masa pandemi seringkali orangtua khawatir untuk membawa buah hatinya ke fasilitas kesehatan untuk melakukan vaksinasi dan kontrol. Hal ini harus dihindari karena vaksin pada anak tetap menjadi prioritas, untuk menghindari munculnya kembali penyakit-penyakit yang seharusnya sudah dieradikasi karena vaksin,” pesannya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas