Bagaimana Dampak Spirit Doll pada Kesehatan Mental? Berikut Pandangan Psikolog
Dosen Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (FPsi UNAIR) itu menyebut tindakan tersebut telah mengarah kepada perilaku yang tidak wajar.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Malvyandie Haryadi
Ketika kita memperlakukan boneka secara spesial, maka Prof. Nurul mengimbau agar mencari tahu alasannya. Apabila hanya mengarahkan kepada perilaku negatif yang melampaui batas kewajaran, maka harus segera dihentikan agar tidak terjebak pada situasi yang kurang sehat, baik secara psikologis maupun mental.
Sebagai orang yang mungkin dekat dengan individu yang berperilaku di luar batas tersebut, tentu memiliki kewajiban untuk membantu mereka.
Prof. Nurul menyarankan agar terlebih dahulu menanyakan penyebab mereka untuk bertindak demikian.
“Selagi jawabannya masih rasional, ya tidak apa-apa,” lanjutnya.
Lain halnya saat orang tersebut benar-benar menganggap boneka tersebut hidup, maka perilaku mereka mulai mengkhawatirkan dan perlu mengarahkan mereka untuk datang ke psikolog atau psikiater.
“Kuncinya adalah rasional, realistis, dan proporsional. Selama tiga hal itu terpenuhi, maka kita senantiasa objektif dalam memikirkan, merasakan, dan melakukan segala hal,” ungkap dosen yang juga anggota Ikatan Psikologi Klinis Indonesia tersebut.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.