Wanita yang Tak Pernah Hamil Lebih Berisiko Terkena Kanker Ovarium
Ada sejumlah faktor risiko bagi wanita untuk pengidap kanker ovarium. wanita yang tidak pernah hamil lebih berisiko terkena kanker ovarium
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ada sejumlah faktor risiko bagi wanita untuk pengidap kanker ovarium.
Ketua Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI) Dr. dr. Brahmana Askandar, SpOG(K), K-Onk mengungkapkan, satu diantaranya adalah angka kelahiran atau paritas rendah.
Artinya wanita yang tidak pernah hamil lebih berisiko terkena kanker ovarium.
Baca juga: Shannaz Haque Sebut Pentingnya Support System untuk Penderita Kanker Ovarium
Baca juga: Satu Ovarium Diambil karena Kista, Bisakah Perempuan Hamil? Simak Penjelasan Dokter
"Angka kelahiran rendah, ketika ada dua perempuan yang satu anaknya 5, yang satu tidak pernah hamil sama sekali maka risiko lebih pada yang tidak hamil sama sekali," kata dia dalam webinar yang bertajuk “Kampanye 10 Jari: Bersama Kita Bisa Menghadapi Kanker Ovarium”, Kamis (13/1/2022).
Ia mengatakan, pada orang yang belum pernah hamil maka akan terus menerus mengalami haid. Berarti mengalami ovulasi atau pecahnya sel telur.
Hal ini terbilang normal pada setiap wanita, namun perlu diingat dalam proses pecahnya sel telur dapat merusak permukaan ovarium.
Sementara pada wanita yang hamil, maka proses ovulasi akan terhenti sementara selama 9 bulan dan bahkan terkadang hingga fase menyusui.
"Karena saat memgandung 9 bulan tidak menghasilkan telur. Berbeda dengan yang tidak pernah hamil produksi telur sepanjang waktu maka berisiko lebih tinggi," ujarnya.
Selain angka kelahiran rendah, faktor risiko lainnya adalah memiliki riwayat kista endometrium; memiliki riwayat keluarga dengan kanker ovarium dan/atau kanker payudara; mutasi genetik (misalnya BRCA);
gaya hidup yang buruk; dan pertambahan usia.
"Wanita usia lanjut usia 60 lebih berisiko dibanding usia 20 tahun semakin tua semakin ada risiko kanker ovarium," tegas Brahmana.
Ia mengatakan, dalam pratik sehari-hari yang ia lakukan 80 persen pasien kanker terdiagnosis stadium lanjut.
Hanya sebagian kecil yang terdiagnosis dini.
"Kalau datang keluhan perut membesar, susah buang air itu bukan dini dan 80 persen seperti stadium lanjut. Dan inilah disebut silent killer," imbuhnya