Cegah Stunting, Perhatikan Asupan Gizi Agar Tumbuh Kembang Anak Berlangsung Optimal
Anak yang mengalami stunting tentu saja memiliki masalah pada tumbuh kembangnya yang tidak berlangsung secara optimal.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Isu stunting saat ini masih menjadi salah satu fokus permasalahan di Indonesia karena angkanya yang tergolong tinggi jika dibandingkan dengan angka yang menjadi standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Berbagai pihak, baik dari sektor pemerintah maupun swasta berkolaborasi dalam upaya penyelesaian masalah stunting pada anak ini.
Perlu diketahui, stunting merupakan kondisi gagal tumbuh yang terjadi pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis, terutama dalam masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Baca juga: Gigi Anak Telat Tumbuh, Benarkah karena Stunting?, Ini Penjelasan Dokter Gigi UNAIR
Baca juga: Kemendikbudristek: Perguruan Tinggi Berperan Turunkan Stunting di Indonesia
Berdasar pada angka Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, persentase anak yang memiliki status gizi pendek atau sangat pendek (stunting) mencapai angka sekitar 30,8 persen.
Sementara itu, berdasar pada Survey Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI), angka prevalensi stunting sedikit menurun menjadi 27,7 persen pada 2019.
Selanjutnya pada 2021, angkanya kembali turun menjadi 24,4 persen.
Namun mirisnya, jika dibandingkan dengan standar yang ditetapkan WHO yakni di bawah 20 persen, dua angka tersebut masih tergolong cukup tinggi.
Lalu apa saja faktor yang menjadi penyebab anak mengalami stunting?
Anak yang mengalami stunting tentu saja memiliki masalah pada tumbuh kembangnya yang tidak berlangsung secara optimal.
Dokter Spesialis Anak sekaligus Pakar Tumbuh Kembang, Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, Sp.A(K)., mengatakan bahwa ada sejumlah faktor yang menjadi penyebab anak mengalami kondisi ini, mulai dari kekurangan gizi, infeksi, psikososial hingga faktor kehamilan.
"Stunting bisa dikarenakan kurangnya gizi dalam waktu yang lama, asupan makanan yang kurang protein dan infeksi kronis," ujar Prof. Rini, dalam webinar Frisian Flag bertajuk 'Cegah Stunting dan Dampak Negatifnya terhadap Perkembangan Otak dan Pertumbuhan Fisik Anak Prima dengan 9AAE dan DHA 4x', Kamis (17/2/2022).
Khusus untuk faktor kehamilan, ada beberapa aspek yang menjadi pemicu bayi terlahir dengan kondisi ini, yakni pertumbuhan yang terhambat sejak dalam kandungan hingga terjadinya perubahan hormonal saat momen kelahiran.
"Anak berpeluang stunting kalau selama di dalam kandungan pertumbuhannya terhambat dan bisa juga saat lahir ada perubahan hormonal saat stress," kata Prof. Rini.